JAKARTA, KOMPAS.com - Ducati dikabarkan ingin memangkas biaya keseluruhan untuk gaji pebalap. Masalah ini bisa saja membuat salah satu pebalap bertalenta, Jorge Martin, pergi meninggalkan Ducati.
Ducati mengurangi pengeluarannya hingga 50 persen setelah Andrea Dovizioso keluar. Kabarnya, langkah tersebut akan dilakukan lagi.
Francesco Bagnaia, dengan titel dua gelar juara dunia MotoGP berturut-turut, sudah menandatangani kontrak hingga akhir 2026 dengan nilai 7 juta euro atau setara dengan Rp 119 miliar. Tapi, Ducati tidak akan memberikan uang sebanyak itu untuk orang lain.
Sebelumnya, gaji yang diterima Bagnaia tidak jauh berbeda dengan Martin dan Enea Bastianini. Martin sendiri mengancam untuk keluar dari Ducati dan pindah ke pabrikan lain jika tidak bisa menjadi pebalap Ducati Lenovo musim depan.
"Gaji harus sesuai. Ducati tidak bisa membayar gaji sebesar 2 juta euro (Rp 34 miliar) untuk pebalap dari tim satelit," ujar salah satu sumber Ducati, dikutip dari Es.motorsport.com, Jumat (15/3/2024).
"Ducati tidak ingin berkomitmen untuk membayar angka yang dalam satu atau dua tahun akan sulit untuk dibayar," katanya.
Fermin Aldeguer, dikabarkan akan masuk Pramac Racing musim depan. Pebalap yang berasal dari Moto2 ini akan digaji sebesar 300.000 euro atau sekitar Rp 5,1 miliar.
Gaji Aldeguer yang relatif rendah adalah bukti bagaimana Ducati berniat untuk mengendalikan pengeluaran pada tahun 2025 dan seterusnya.
Martin mungkin saja mendapatkan tempat di pabrikan Ducati. Tapi, dia tidak akan mendapatkan jenis kontrak yang sekarang dinikmati oleh Bagnaia.
Namun, Ducati memiliki motor terbaik di grid MotoGP. Bahkan, pebalap sekelas Marc Marquez rela meninggalkan gajinya yang besar di Repsol Honda untuk bergabung dengan Gresini Racing demi mendapatkan motor yang kompetitif.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/16/034200415/perkara-gaji-jorge-martin-bisa-tinggalkan-ducati