JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan kendaraan niaga dari Swedia yakni Scania alami tantangan saat menjual produk truk. Berbeda nasibnya dengan bus Scania yang banyak ditemui di jalanan, truk dengan logo hewan mitologi Griffin ini lebih jarang kelihatan.
Istiqo Projo, General Manager Truck, Bus, & Crane Sales Operation Division United Tractors Indonesia, menjelaskan, menjual truk lebih menantang dari bus. Tidak mudah memperkenalkan unit dengan fitur canggih, terutama buat angkutan barang.
"Sebetulnya standar keamanan truk di luar yang ketat itu tidak serta-merta bisa langsung diadaptasi di Indonesia," kata Istiqo kepada Kompas.com belum lama ini.
Sebenarnya pemerintah sudah mau menerapkan angkutan barang yang fitur keselamatannya lengkap. Cuma banyak kendala, dari kesiapan infrastruktur, APM lain, dan nilai ekonomis terhadap biaya logistik.
Scania menawarkan truk yang punya teknologi radar yang mencegah tabrakan saat pengemudi tidak waspada. Tentu hadirnya fitur tadi harga jual dari truk Scania lebih tinggi dari pabrikan lain.
"Untuk memasang fitur radar, harus dilengkapi banyak komponen. Rem harus cakram, ada Electronc Braking System, rem parkir ototomatis, harus dipenuhi dahulu. Standar tinggi ada harganya," kata Istiqo.
Makanya Scania mengharapkan pemerintah bisa mendukung keselamatan dengan membuat regulasi. Misal dibuat standar fitur keselamatan yang harus ada di truk, dan sebagainya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/13/102200115/scania-bilang-masih-sulit-menjual-truk-yang-kaya-fitur