Berpuasa, Mari Kontrol Emosi Saat Berkendara

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara saat berpuasa akan menjadi lebih berat daripada biasanya. Apalagi dengan kondisi jalanan yang padat kendaraan seperti di Jakarta.

Oleh karena itu, menjaga emosi menjadi suatu hal yang diperlukan. Selain tetap menjaga ibadah puasa berjalan maksimal, tindakan ini juga bisa menghindari pengendara dari beragam masalah baru.

"Perilaku tidak terkontrol akibat emosi, membuat keputusan di jalan sering tak efektif. Kondisi berpikir dalam waktu singkat bisa berisiko ketika berkendara," ujar Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana kepada Kompas.com, Senin (11/3/2024).

Dalam berkendara, lanjut dia, dibutuhkan ketenangan berpikir dan bertindak. Maka, pengendara perlu berlatih penguasaan diri dalam berkendara.

“Jangan berlebihan dalam berpikir selama berkendara itu akan membantu pengendalian diri, serta perlu mengatur waktu yang tepat untuk berkendara," katanya dalam kesempatan terpisah.

"Jadi baiknya hindari kondisi-kondisi yang tidak diinginkan, seperti macet, capek, buru-buru, salah memilih, rute dan sebagainya,” ucap Sony.

Sementara itu, Manager Safety Riding PT Astra Honda Motor (AHM) Johanes Lucky menyatakan, ketika pengendara harus melakukan perjalanan cukup jauh, baiknya istirahat dengan cukup.

Sebab, dengan beristirahat, bisa menenangkan pikiran seraya dapat mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi prima.

"Lakukan istirahat setelah satu sampai dua jam berkendara, namun apabila rasa ngantuk menyerang atau konsentrasi sudah menurun segera beristirahat," kata Johanes.

Melihat pengendara lain yang sembarang juga dapat memancing emosi, seperti menyerobot jalanan, melawan arus, ataupun menggunakan trotoar.

Usahakan untuk selalu mengedepankan toleransi dan rasa sabar agar kepentingan sesama pengguna jalan dapat terpenuhi, serta tetap mampu mengendalikan emosi saat berpuasa.

"Salah satu cara mencegah emosi adalah dengan selalu berpikir positif terhadap pengendara lainnya," ujar Johanes.