KLATEN, KOMPAS.com - Continuously variable transmission (CVT) banyak disematkan pada mobil modern menggantikan automatic transmission (AT) konvensional.
CVT membutuhkan oli khusus, sehingga meski sama-sama matik oli yang digunakan tidak boleh asal demi menjaga keawetan komponen dan performa.
Jamaludin, Head of Nissan Academy PT Nissan Motor Indonesia (NMI) mengatakan oli yang dibutuhkan CVT tidak sama dengan AT, jenisnya oli CVT juga bermacam-macam sesuaikan dengan spesifikasi yang sudah direkomendasikan oleh pabrikan.
“Contoh Nissan kini sudah menggunakan NS3 untuk semua jenis kendaraan CVT, adapun tipe sebelumnya masih menggunakan NS2 seperti CVT X-trail 2008, ini tidak boleh salah,” ucap Jamal kepada Kompas.com, Sabtu (9/3/2024).
Jamal mengatakanm ada perbedaan karakter pada spesifikasi oli CVT yang beredar di pasaran. Sehingga bagi masyarakat awam sebaiknya pakai oli genuine agar lebih aman.
“Misal karakter NS2 dan NS3 perbedaannya ada pada viskositas, friction dan ketahanannya terhadap panas, artinya bila masih menggunakan oli dengan standar lebih rendah maka ada potensi performanya tidak sama,” ucap Jamal.
Seperti yang diketahui salah satu penyebab CVT rusak dipengaruhi oleh kualitas olinya. Ketika performa menurun maka dampak kerusakan bisa merambat ke komponen utamanya seperti puli dan sabuk baja.
Pemilik Worner Matic Spesialis Transmisi Matic, Hermas Efendi Prabowo mengatakan, dalam memilih bengkel perlu diperhatikan apakah bengkel tersebut kompeten atau tidak dalam bidang transmisi, sebab tidak sedikit dijumpai terjadi kekeliruan.
“Jenis oli juga memang harus diperhatikan kategorinya, apakah oli CVT atau oli AT, dan oli AT saja banyak jenisnya, harus sesuai spesifikasi pada transmisi mobil itu, tidak boleh dipukul rata. Banyak kasus CVT diisi oli AT atau pun AT diisi oli CVT,” ucap Hermas kepada Kompas.com, belum lama ini.
Padahal, setiap transmisi pada mobil membutuhkan pelumas dan cairan pentransfer tenaga yang berbeda-beda. Bila pengisian oli transmisi ini tidak tepat, atau terjadi salah isi oli, maka bisa terjadi penurunan performa dan terjadi beberapa kerusakan pada komponen transmisi.
“Oli CVT juga ada banyak jenisnya, yang paling aman mengikuti anjuran oli yang sudah ditentukan oleh pabrikan,” ucap Hermas.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/10/140100015/awas-salah-ganti-oli-bisa-bikin-cvt-jebol