Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Merasakan Kenyamanan BYD Seal di Jalur Perkotaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Punya status sedan berperforma agresif, tentu bukan hal sulit untuk BYD Seal, mobil listrik penantang asal China, menaklukkan aspal di sirkuit balap.

Terbukti dalam pengujian beberapa waktu lalu di Sirkuit Sentul, Bogor, baik di trek lurus dan tikungan tajam, sedan listrik mampu. melibas dengan mulus tanpa harus mengurangi sensasi sporty-nya.

Namun, bagaimana ketika produk penantang Tesla ini dibawa ke jalur perkotaan Indonesia? Untuk itu, redaksi Kompas.com melakukan tes langsung berkendara bersama BYD Seal pada ruas Bekasi-Jakarta.

Pengujian dilakukan selama tiga hari dengan rute Summarecon Mall Bekasi-Kalimalang-Cawang-Bendungan Hilir-Palmerah Selatan (Menara Kompas). Total jarak sekali jalan sekitar 30 Km.

Perjalanan dilakukan pada waktu kombinasi, antara pukul 13.00 WIB dan 16,00 WIB. Adapun gaya berkendara yang dipakai ialah normal, dalam artian tidak terlalu agresif dengan rata-rata kecepatan 20-60 kpj.

Unit yang digunakan, sama seperti pengujian sebelumnya, ialah varian paling tinggi dari BYD Seal yaitu AWD (All Wheel Drive) yang dibekali dua motor listrik masing-masing di depan dan belakang.

Pada lembar spesifikasinya, total tenaga mobil sebesar 522 Tk serta torsi 670 Nm. Dengan kemampuan tersebut, tentu sangatlah berlebih kalau sekadar dijadikan kendaraan harian.

Pertama kali melaju, penguji langsung merasakan respons gas yang sensitif. Colek tipis pedal gas, mobil sudah bereaksi dan terasa sekali akselarasi ringan.

Apalagi ketika pedal gas diinjak spontan, badan langsung tertarik untuk bersandar pada jok semi-bucket khas mobil sport. Padahal kala itu mode berkendara yang disetel masih normal.

Sedan listrik ini memiliki tiga mode bekendaa yaitu Eco, Normal, dan Sport. Ketiganya hanya bisa diakses lewat layar utama, menyesuaikan preferensi pengemudi.

Tetapi karena pada kesempatan ini mobil digunakan di perkotaan yang cukup padat, mode normal sudah cukup. Tenaganya terus dapat mengisi dari putaran rendah sehingga memudahkan dalam menyalip atau saat butuh mendahului kendaraan lain.

Sayang, tenaga yang buas pada BYD Seal tidak dibarengi dengan adanya pengaturan regenerative braking lengkap sebagaimana yang ada pada Hyundai Ioniq 6.

Pengaturannya hanya ada dua macam saja, yaitu low dan high. Cara mengaksesnya pun cukup ribet, hanya lewat layar utama yang berada di tengah dasbor.

Alhasil, pengemudi tidak bisa mengandalkan engine brake ketika mengubah gaya berkendara dari moderat ke agresif dalam waktu singkat. Membuat mobil terasa lompat-lompat karena harus main rem.

Meskipun mobil ini begitu agresif, BYD tetap memberi kenyamanan berkat bantingan suspensinya yang empuk, namun pergerakan mobil tetap stabil karena rangka yang terasa begitu kaku. Ini sensasi baik.

Meski sama-sama menggunakan e-Platform 3.0 seperti Dolphin dan Atto3, namun khusus untuk Seal, BYD membenamkan teknologi CTB alias Cel to Body.

Teknologi ini memungkinkan baterai yang menyatu dengan rangka body, sehingga kekuatan tingkat kekakuan mobil jadi lebih tinggi untuk menunjang stabilitas.

Suspensi double wishbone pada bagian depan dan belakang 5-link, benar-benar berkerja optimal. Hanya saja ketika mobil sudah capai kecepatan menengah (100 kpj), suspensinya ini terlalu empuk.

Dampaknya, mobil gampang sekali bergoyang. Perasaan tersebut lebih sering ditemukan ketika melintasi jalan tol sehingga berpotensi membuat limbung.

Adapun pandangan selama berkendara, karena posisi duduk pengemudi benar-benar ada di bagian tengah mobil dengan komposisi 50:50, melihat bagian kap terasa cukup jauh.

Jadi bagi pengemudi yang baru pertama berada di balik kemudinya, akan membutuhkan sedikit penyesuaian supaya mampu mengambil jarak aman yang tepat terhadap pengguna jalan lain di depan.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/07/094200315/merasakan-kenyamanan-byd-seal-di-jalur-perkotaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke