JAKARTA, KOMPAS.com - ?PT Honda Prospect Motor (HPM) mengaku masih studi untuk menghadirkan produk kendaraan listrik berteknologi hibrida baru setelah CR-V dan Accord di Indonesia.
Artinya, perusahaan masih membuka berbagai kemunginan atas kehadiran mobil hybrid yang lebih terjangkau agar semakin banyak masyarakat dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi.
Demikian dikatakan Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director PT HPM saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.
"Dalam memperkenalkan suatu teknologi tertentu, butuh studi. Jangan sampai kita perkenalkan, konsumen tidak mau, daya belinya belum sampai sana. Kita harus tepat," kata dia.
"Jadi harus dibelajari sekali, konsumen maunya seperti apa. Range harga-nya berapa. Tetapi saat ini untuk segmen menengah ke atas diperlukan ya (mobil hybid)," lanjut Billy.
Billy melanjutkan, kehati-hatian tersebut sama seperti kali pertama Honda membenamkan fitur perangkat keselamatan aktif Honda Sensing terhadap jajaran produknya di Indonesia.
Kala itu, Honda Sensing pertama kali disematkan pada seluruh varian HR-V karena penggunanya diklaim sudah lebih melek teknologi dibanding kelas di bawahnya.
Lambat laun, fitur tersebut diturunkan ke model kendaraan lainnya seperti BR-V yang memang menyasar kelas menengah ke bawah.
"HR-V dulu kenapa dari semua varian, bawah sampai atas, kita sematkan (Honda Sensing)? Ya karena kebutuhannya seperti itu, konsumennya sudah melek teknologi," ucap Billy.
"Jadi semua itu harus melalui studi supaya tepat sasaran," tutup dia.
Adapun HPM sendiri saat ini hanya memasarkan dua produk mobil hybrid di Indonesia melalui CR-V dan Accord. Keduanya masing-masing dipasarkan untuk segmen atas dengan harga Rp 814.400.000 serta Rp 959.900.000.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/27/114200215/honda-masih-studi-soal-mobil-hybrid-selanjutnya