JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai, saat ini sudah menawarkan sejumlah lini produk untuk konsumen Indonesia. Mulai dari Multi Purpose Vehicle (MPV), Sport Utility Vehicle (SUV), Sedan, hingga kendaraan listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV).
Apabila melihat line up kendaraan yang ada, Hyundai belum bermain di segmen mobil murah seperti low cost green car (LCGC). Banderol mobil Hyundai termurah pun saat ini berada di rentang harga Rp 249 juta, yakni model Stargazer Active transmisi manual.
Seperti diketahui, segmen kendaraan murah di Indonesia saat ini cukup ramai diminati, terutama bagi first car buyer.
Berkaca dari hal ini, Hyundai mengungkap pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan kendaraan murah di Indonesia. Hanya saja, sebelum menghadirkan produk tersebut diperlukan beberapa pertimbangan terlebih dahulu.
“Setiap merek pasti punya strategi untuk penetrasi market. Pasti merek memilih (segmen) yang kompetitornya sedikit. Karena selain market menjadi efektif, kita juga bisa mendapatkan volume (penjualan),” kata Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), saat ditemui di Jakarta Pusat, belum lama ini.
“Maka dari itu kita fokus di segmen premium sambil mengamati. Kalau sudah yakin atau aman dengan kebijakannya, baru kita berpikir untuk downgrade,” lanjutnya.
Selain itu, Frans menambahkan, tidak menutup kemungkinan juga pihaknya bakal menghadirkan mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini tak terlepas dari adanya pabrik baterai Hyundai yang akan segera beroperasi di Indonesia.
“Dengan adanya pabrik lokal, kita pasti melihat kemungkinannya seperti apa. Tidak menutup kemungkinan Hyundai bermain di segmen itu, kita harus melihat (kebutuhan) customer dan aturan pemerintah bakal seperti apa,” kata Frans.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/10/134200015/alasan-hyundai-masih-pertimbangkan-jual-mobil-murah-di-indonesia