KLATEN, KOMPAS.com - Rem blong kerap terjadi tidak hanya pada truk dan bus dengan beban kendaraan lebih besar. Namun, mobil-mobil pribadi pun bisa mengalaminya.
Penyebab rem blong bisa karena kesalahan teknis atau salah dalam mengantisipasi turunan panjang. Maka dari itu, pengemudi turut menjadi faktor penentu apakah rem mobil berpotensi blong atau tidak.
Uniknya, mobil matik diklaim lebih banyak mengalami rem blong daripada mobil manual. Simak penjelasan dari ahlinya!
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan mobil matik cenderung lebih rentan mengalami rem blong, karena biasanya rem bekerja lebih berat.
“Rata-rata mobil matik tidak memiliki engine brake, sehingga pengemudi dalam melakukan pengereman tidak kira-kira, akhirnya rem panas dan terjadi blong,” ucap Sony kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2024).
Sony menjelaskan salah satu antisipasi untuk mencegah terjadinya rem blong pada mobil adalah dengan melakukan downshift atau perpindahan gigi ke yang lebih rendah.
“Dengan begitu laju mobil akan tertahan oleh putaran mesin yang pelan, ditambah rasio putaran roda lebih kecil daripada putaran mesin maka akan membuat rem utama kerja lebih ringan,” ucap Sony.
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan, mengatakan ada beberapa jenis rem blong bila ditinjau dari prosesnya, salah satunya yaitu fenomena brake fading.
“Brake fading merupakan peristiwa rem blong yang terjadi lantaran kampas rem kehilangan traksi pada tromol, jadi kampas rem bisa dikatakan tidak dapat menyentuh tromol sehingga tidak terjadi gaya gesek,” ucap Wildan Senin (5/12/2022) dalam sebuah Webinar ‘Fenomena Rem Blong dan Fakta Kecelakaan Bus & Truk’ di ITS.
Wildan mengatakan di antara kampas rem dan tromol terdapat kabut panas yang menghalangi keduanya bertemu. Kabut panas tersebut merupakan hasil peristiwa sublimasi, perubahan bentuk dari padat ke gas saat permukaan kampas mencapai temperatur sublimnya.
Peristiwa tersebut terjadi lantaran rem bekerja terlalu berat, menurut WIldan, sehingga terjadi peningkatan panas pada kampas rem.
“Yang dirasakan oleh pengemudi adalah dapat melakukan pengereman dengan baik, pedal rem tetap padat, namun roda tidak berhenti berputar ketika pedal rem diinjak (rem blong),” ucap Wildan.
“Vapour lock merupakan jenis rem blong yang lain, di mana tenaga hidrolis sistem rem tidak mampu digunakan untuk mendorong piston sehingga sistem rem kehilangan kemampuannya,” ucap Wildan.
Dia mengatakan ketika rem bekerja terlalu berat, maka akan terjadi peningkatan suhu, begitu juga pada minyak rem selaku pemindah daya tekannya.
“Minyak rem yang mengalami kenaikan suhu akan mengalami penguapan bila sampai pada titik didihnya, sehingga dalam saluran minyak rem ada gelembung atau udara palsu, dengan demikian hukum pascal tidak dapat bekerja dengan sempurna,” ucap Wildan.
Jadi, mobil matik cenderung lebih mudah mengalami rem blong karena kerja rem utama lebih berat karena bekerja sendirian dalam menahan laju mobil. sedangkan gaya engine brake pada jenis transmisi matik umumnya sangat kecil sehingga tidak cukup untuk membantu rem utama.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/07/101200415/alasan-mobil-transmisi-matik-banyak-mengalami-rem-blong-di-turunan