GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Pada umumnya semua mobil sudah dibekali power steering agar roda kemudi lebih ringan saat diputar. Hal ini juga membuat mobil lebih mudah dikendalikan arah lajunya.
Ada beberapa jenis sistem power steering yakni hydraulic power steering (HPS) pakai minyak dan electronic power steering (EPS) pakai motor listrik, meski sebenarnya ada juga mobil yang mengkombinasikan keduanya.
EPS banyak dijumpai pada mobil modern, karena sistem ini merupakan pembaruan dari HPS salah satu alasannya untuk membuatnya minim perawatan. Namun, bukan berarti EPS tidak memiliki kelemahan. Berikut penjelasan dari ahlinya!
Elin Estanto, Pemilik GK Auto Service Gunung Kidul mengatakan ada beberapa penyakit pada sistem EPS, sehingga ini bisa dibilang sebagai kelemahan.
“Bagian EPS yang paling rawan aus adalah area persinggungan rack dan pinion, gaya gesek paling besar ketika roda kemudi diputar terjadi di situ,” ucap Elin kepada Kompas.com, Sabtu (3/2/2024).
Elin mengatakan tingkat keawetan rack dan pinion pada sistem EPS tidak sama dengan HPS. Ternyata, ada faktor konstruksi yang mempengaruhi hal tersebut, bukan semata-mata ketidaksengajaan.
Selain area persinggungan rack dan pinion, sistem EPS juga memiliki bagian yang lebih empuk dan cepat aus sehingga akan memunculkan bunyi ketukan saat mobil melaju di jalan tidak rata.
“Ada bushing rack, tepatnya pemegang poros rack yang terpasang di rumah, material bushing ini memang empuk karena memiliki peran sebagai peredam getaran juga,” ucap Elin.
Tapi, Elin mengatakan seiring pemakaian bushing ini bisa menjadi gepeng sehingga poros rack tidak terikat dengan sempurna.
“Gejalanya biasanya muncul bunyi klutuk-klutuk (ketukan) di area bawah mobil, terkadang terasa di roda kemudi, saat mobil melaju di jalan tidak rata,” ucap Elin.
Penyebab bushing rack cepat aus juga bisa dipengaruhi kebiasaan pengemudi ketika membawa mobil. Bika kerap digunakan untuk menghajar lubang atau jalan tidak rata, akan lebih cepat membuatnya gepeng.
Elin juga mengatakan, mobil dengan sistem EPS bisa mengalami kerusakan pada area motor dan modulnya bila terkena air, seperti ketika mobil terendam banjir.
“Namanya perangkat elektronik, modul dan motor listrik bila kena air kan berisiko rusak, namun posisi perangkat ini agak tinggi, lebih tepatnya di bawah roda kemudi,” ucap Elin.
Nah, itu tadi kelemahan mobil dengan sistem EPS. Ternyata meski menjadi teknologi pembaru dari sistem sebelumnya (HPS) tetap saja ada kerusakan seiring pemakaian.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/04/120100215/kelemahan-sistem-electronic-power-steering-pada-mobil