GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Transmisi matik bisa cepat rusak bila dioperasikan dengan tidak tepat dan minim melakukan perawatan. Namun, bisa saja perawatan sudah dilakukan dan dioperasikan dengan benar transmisi rusak karena hal lain.
Misal terjadi kesalahan pengisian oli, volume tidak tepat dan terjadi kesalahan dalam perawatan transmisi matik. Faktor penyebab kerusakan tersebut terjadi di bengkel ketika melakukan perawatan.
Sehingga penting bagi konsumen untuk bisa memilih bengkel yang kompeten dan bertanggung jawab secara penuh terhadap pekerjaannya.
Ian, Mekanik GK Auto Service Gunung Kidul mengatakan salah satu faktor yang bisa membuat transmisi matik awet adalah perawatan.
“Perawatan transmisi matik harus dilakukan dengan baik dan benar agar hasilnya sesuai ekspektasi, artinya konsumen harus pintar-pintar memilih bengkel karena tidak semua bengkel kompeten menangani masalahi matik,” ucap Ian kepada Kompas.com, Senin (29/1/2024).
Ian mengatakan ada banyak jenis transmisi matik, ada AT konvensional dan CVT. Keduanya memakai jenis oli berbeda, jika salah bisa membuat kampas matik bekerja tidak optimal.
“Selain jenis olinya, bengkel juga harus mengerti kapasitas oli matik atau menentukan volume yang benar untuk suatu mobil, dalam melakukan perawatan juga harus berdasarkan SOP yang benar dan terukur,” ucap Ian.
Jangan sampai perbaikan yang dilakukan justru membuat masalah lain di kemudian hari karena tidak diperhitungkan dengan matang.
“Transmisi matik bisa rusak bila oli yang diisikan kurang karena akan menyebabkan tekanan olinya tidak stabil, sehingga suhu oli menjadi lebih tinggi dan gosong akibat terjadinya gesekan berlebih pada kelompok kopling yang selip,” ucap Ian.
Jadi, memilih bengkel yang kompeten untuk melakukan perawatan transmisi matik berperan penting dalam menjaga usia transmisi.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/29/181200815/ketahui-penyebab-transmisi-mobil-matik-rontok