Manajer asal Italia itu mengatakan, dia bersama Ducati dari bawah dan merupakan keputusan yang ceroboh jika dia pindah ke Honda padahal Ducati yang dia rintis sedang berada di puncak kejayaannya.
Sebelumnya, ada anggapan Dall'Igna enggan pindah ke Honda sebab Marc Marquez pindah ke Gresini Racing. Padahal, diketahui bahwa Marquez adalah pebalap andalan Repsol Honda dan sudah meraih enam gelar bersama.
“Kami (Ducati) harus mengeluarkan banyak biaya untuk sampai ke sini. Kami tidak memenangkan kejuaraan dunia dari satu tahun ke tahun berikutnya," ujar Dall'Igna dilansir dari Crash, Senin (29/1/2024).
“Akan sangat bodoh jika menyerah pada situasi positif secara teknis seperti di Ducati sekarang ini. Tim yang saya miliki di sekitar saya luar biasa, baik dari sudut pandang teknis maupun orangnya," ujarnya.
Dall'Igna sendiri merupakan salah satu tokoh kunci pengembangan motor Desmosedici. Meski beberapa pebalap gagal bersama Ducati mulai dari Valentino Rossi, Jorge Lorenzo gagal Dall'Igna tidak menyerah.
Pada era Andrea Dovizioso, pabrikan Borgo Panigale ini mulai memperlihatkan prestasi meski pebalap berjuluk Desmodovi tersebut "hanya" mampu tiga kali merebut runner up di masa kejayaan Marquez.
Ducati mengakhiri 15 tahun tanpa kemenangan pada musim 2022 bersama Francesco Bagnaia dan menjadi juara MotoGP pertama sejak Casey Stoner. Pada 2023, Pecco Bagnaia kembali mempertahankan gelar.
“Di Ducati itu luar biasa. Ini adalah tempat di mana Anda dapat berbicara, berdiskusi. Tidak mudah untuk melepaskan hal manis ini,” ujar Dall'Igna.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/29/084200915/gigi-dalligna-bilang-bodoh-jika-pindah-dari-ducati-ke-honda