JAKARTA, KOMPAS.com – Penjualan motor bekas saat ini masih didominasi oleh motor konvensional. Secara umum, motor listrik bekas belum banyak ditemui di pasar motor bekas.
Peminat motor listrik yang masih sedikit juga jadi alasan mengapa populasinya masih jarang. Hal ini pula yang berimbas pada harga jualnya yang turun.
Abdullah Alwi, Sekretaris Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), menampik harga jual motor listrik anjlok.
“Pada prinsipnya, motor listrik kalau sudah diganti baterainya akan segar lagi,” ujar Abdullah saat ditemui Kompas.com di Jakarta (25/1/2024).
“Tapi kembali lagi, ada motor-motor yang low end, dan ada yang high end. Kalau yang high end, pasti orang sekennya masih mau beli, ada aftersales-nya juga,” kata dia.
Menurutnya, harga jual motor listrik amat bergantung dari kualitas barang ketika dijual. Kemudian juga layanan aftersales dan ketersediaan spare part dari produk tersebut.
“Yang penting barang itu, kalau aftersales terjamin, spare part terjamin, orang beli seken pun mau, kalau beli rusak masih bisa dibenerin,” ucap Abdullah.
“Terlepas dari masalah harganya jatuh atau enggak, itu tergantung dari hukum ekonomi, antara supply dan demand,” ujarnya.
Sebelumnya, Zeith Haris, pemilik diler motor bekas Pendawa Motor di Condet, Jakarta Timur, mengatakan, peminat motor listrik bekas masih sangat sedikit.
“Kita sudah pernah jual motor listrik, tapi memang masih sepi peminat. Pernah jual motor listris Selis, baru laku setelah 5 bulan,” ujar Zeith, kepada Kompas.com belum lama ini.
Oleh sebab itu, pihaknya masih fokus menjual motor konvensional. Terutama motor-motor matik yang banyak diminati di perkotaan.
“Kalau sudah ada orang yang datang ke sini dan cari, kita berani ambil (motor listrik). Mungkin masih harus tunggu 3-5 tahun lagi, sampai mulai kelihatan banyak di jalan,” ucap Zeith.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/28/102100715/benarkah-motor-listrik-bekas-harganya-anjlok-