JAKARTA, KOMPAS.com - Remaja muda yang hendak membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) untuk pertama kali, dianjurkan untuk mengikuti pelatihan di sekolah-sekolah mengemudi terlebih dahulu.
Anjuran ini disampaikan karena beberapa sebab, salah satunya adalah untuk lebih mendalami materi keselamatan dan etika berkendara, yang diawasi langsung oleh instruktur profesional.
Poin pembelajaran soal etika juga tidak bisa disepelekan, karena hal ini dianggap bisa sangat mempengaruhi gaya berkendara serta kontrol emosi saat berlalu lintas.
Riyan Zulfani, Psikolog dan Penguji SIM Polda Metro Jaya menjelaskan, masih banyak masyarakat khususnya golongan remaja yang membuat SIM tanpa terlebih dahulu mengikuti pelatihan di sekolah mengemudi.
“Sekarang kalau kita perhatikan, banyak remaja yang sudah punya skill mengemudi tapi kontrol emosinya masih rendah. Alasannya karena memang belum pernah belajar soal ini,” ucapnya kepada Kompas.com Senin (22/12024).
Menurut dia, kemampuan berkendara tidak akan terlalu berarti, apabila tidak diimbangi pula dengan kontrol emosi serta etika yang baik.
Dengan pembelajaran terkontrol di sekolah mengemudi, remaja bisa lebih memahami soal keselamatan berkendara dan aturan lalu lintas. Efek positif lain yang bisa ditimbulkan adalah menurunnya angka kecelakaan lalu lintas.
“Semoga untuk ke depannya, ikut pelatihan berkendara bisa jadi standar baru sebelum remaja bikin SIM. Intinya adalah kontrol emosi dan kesiapan mental,” kata Riyan.
Untuk diketahui, pengendara usia remaja memang tercatat sebagai pihak yang paling banyak menyumbang angka kecelakaan lalu lintas dari rahun ke tahun. Pada periode 2023 saja, tercatat sebanyak 31,5 persen kasus kecelakaan disebabkan oleh remaja.
Angka ini tentunya cukup mengkhawatirkan dan harus segera dibenahi, untuk mencegah bertambahnya jumlah laka dan menyelamatkan generasi muda dari risiko fatalitas.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/23/171200515/sebelum-bikin-sim-remaja-dianjurkan-ikut-sekolah-mengemudi