SOLO, KOMPAS.com - Mengendarai mobil dengan transmisi otomatis atau matik memang lebih praktik dan santai dalam pengoperasiannya, sehingga cocok digunakan di jalan perkotaan yang padat.
Namun, ada masalah yang kerap dikeluhkan beberapa pengendara mobil matik, yaitu tiba-tiba mengalami shift shock atau timbul suara jedug.
Iwan, pemilik Iwan Motor Honda Auto Clinic Solo, Jawa Tengah menjelaskan, matik jedug atau shift shock adalah kondisi mobil jedug ketika perpindahan gigi.
“Shift shock atau jedug biasanya terjadi saat perpindahan gigi dari gigi rendah ke yang lebih tinggi,” ucap Iwan kepada Kompas.com, Senin (15/1/2024).
Terdapat beberapa penyebab matik jeduk atau nyentak yang umum terjadi terjadi, yaitu oli matic kotor atau ada kerusakan pada sistem transmisi matik.
“Pada umumnya oli matik kotor, komponen matik ada yang aus, seal-seal matik sudah keras,” ucap Iwan.
Jika oli matik kotor, mobil perlu di flushing atau ganti filter matik, sedangkan jika matik aus maka harus overhaul.
“Jika komponen matik aus, harus overhaul matik nantinya harus ganti repair kit matik dan kanvas-kanvas kopling. Biayanya sekitar Rp 5 juta hingga 15 juta,” ucap Iwan.
Selain itu, Iwan juga mengatakan, faktor yang menyebabkan matik jedug adalah ada kerusakan pada solenoid matik, kelistrikannya atau di transmission control module (TMC).
“Jika terjadi kerusakan pada solenoid matik, ini hanya bisa terdeteksi melalui alat scan, sedangkan kerusakan pada kelistrik biasanya karena ada kabel yang gigit tikus,” ucap Iwan.
Iwan mengatakan, jika mobil sudah jedug harus segera dibawa ke bengkel dan menyiapkan biaya perbaikan yang tidak murah.
“Siap-siap keluar biaya banyak, matik sekarang karena sudah full electric jadi sering mengalami masalah pada sensor,” ucap Iwan.
Terakhir, Iwan menghimbau bagi para pemilik mobil matik sebaiknya sering-sering melakukan perawatan berkala untuk menjaga kendaraan tetap sehat.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/15/191200315/kenali-penyebab-bunyi-jedug-pada-transmisi-mobil-matik