JAKARTA, KOMPAS.com - Tren motor cebol berukuran kecil mulai digandrungi konsumen di awal 2024. Ukurannya yang kompak jadi daya tarik tersendiri karena tampil nyentrik dan tidak mainstream.
Popularitas motor cebol juga banyak dipengaruhi oleh pabrikan-pabrikan besar yang melansir motor dengan model tersebut, contohnya Kawasaki KSR, Honda ST125 DAX, dan tentunya Honda Monkey.
Walaupun tampilannya ringkas dan ukurannya kecil, harga dari motor-motor cebol cenderung mahal, bahkan nyaris menyentuh angka Rp 100 juta. Hal ini tentu sangat menyulitkan konsumen karena kendala anggaran.
Beruntungnya, sudah cukup banyak pabrikan asal China yang memproduksi motor cebol dengan desain hampir menyerupai merek ternama. Motor-motor ini juga kian mudah dijumpai di Indonesia, dengan harga jauh lebih bersahabat.
Satu lokasi penyedia adalah Garasi Omdick di Arteri Kelapa Dua, Jakarta Barat, bengkel yang fokus pada penjualan dan servis motor-motor cebol baik untuk konsumen dewasa ataupun anak kecil.
Arib Abiyu, Teknisi Senior Garasi Omdick, menjelaskan, pihaknya juga menyediakan versi "KW super" dari Honda Monkey, bernama SYM Gorilla King dengan banderol Rp 17 juta.
Tampilan motor cebol ini memang cukup mirip dengan Honda Monkey, tetapi ada beberapa poin yang wajib diperhatikan konsumen sebelum membeli.
Arib mengatakan, motor cebol tersebut merupakan CBU China dan diimpor dalam bentuk jadi. Kapasitas mesinnya adalah 150 cc satu silinder, tetapi masih karbu.
“Kalau bicara performa, pasti enggak bisa diadu sama Honda Monkey asli, kalah jauh. Diadu sama Honda BeAT 125 cc aja masih kebanting,” ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (9/1/2024).
Kualitas panel bodinya terbilang cukup baik, tetapi tidak sekokoh motor produksi Jepang. Terlihat panel pelat pada bagian tangki bensin terasa tipis dan kopong, tetapi bagian shockbreaker serta ban nampak cukup baik.
Arib mengatakan, Honda Monkey KW ini kurang cocok jika dijadikan tunggangan harian, dan lebih pantas sebagai motor pelesiran untuk jalan-jalan singkat saja.
“Kalau pakai sunmori mungkin masih oke, tapi kalau buat harian kurang. Digeber 80 kpj saja udah kurang nyaman,” ucapnya.
Bagi konsumen yang serius meminang dan merasakan sensasi lebih baik, Arib menganjurkan untuk melakukan modifikasi swap engine. Dia sempat mengulik dan memastikan bahwa mesin Satria FU atau Honda Verza cocok dipasang di motor cebol ini.
“Kalau misalnya diganti pakai mesin Honda Verza, baru kerasa enak. Power dapet dan lebih ngegas, soalnya bobotnya kan lebih enteng,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/11/161200115/untung-rugi-beli-honda-monkey-kw