JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda motor yang sudah mendapat modifikasi pada sektor mesin, akan mengaplikasi bearing high performance atau biasa dianggap laher racing. Hal ini dilakukan untuk menunjang performanya yang sudah mengalami peningkatan.
Penggunaannya memiliki peran penting lantaran mesin yang telah modifikasi memiliki RPM atau putaran lebih tinggi dari versi standar. Dengan demikian, membutuhkan dukungan bearing high performance agar putaran lebih ringan dan lancar.
Namun, tak jarang bearing high performance juga dikonsumsi motor yang mesinnya masih standar, bahkan digunakan untuk harian yang tak membutuhkan RPM tinggi.
Lantas apakah hal tersebut akan memberikan dampak buruk, atau justru tak ada masalah motor standar menggunakan laher racing tersebut?
Menjawab hal ini, Gunawan, Engineering PT. Faito Racing Development Indonesia menjelaskan, bearing high performance juga dapat digunakan pada mesin motor harian, asalkan memiliki dimensi yang sama.
"Bahkan bearing high performance memiliki beberapa kelebihan untuk motor harian, seperti membuat putaran mesin jadi lebih enteng dan mesin mudah langsam saat pertama kali dinyalakan. Selain itu, usia pakainya juga lebih awet karena memiliki batas rpm maksimal yang tinggi," kata Gunawan dalam keterangan resminya, Selasa (2/1/2024).
Meski bisa digunakan pada motor standar, namun tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya soal pemasangannya agar bearing dapat mencapai performa maksimalnya.
Teknik pemasangan bearing yang salah atau asal-asalan dapat menyebabkan kegagalan dari fungsi atau rusak sebelum waktunya.
Gunawan mengatakan, cara pemasang yang baik adalah menggunakan metode serta alat yang direkomendasikan. Jangan asal getok atau terpasang tanpa memperhatikan prosedur yang benar.
"Beberapa kerusakan yang timbul akibat metode pemasangan bearing yang salah di antaranya bearing jadi lebih cepat oblak, posisi bearing jadi miring sehingga rumah bearing jadi longgar. Semua hal tersebut dapat memperpendek masa pakai bearing," ujarnya.
Dari beberapa sumber, ada tiga cara pemasangan bearing yang baik dan benar, serta dapat dijadikan acuan, yakni :
1. Secara mekanikal. Cara ini secara singkat dijelaskan yaitu permukaan bearing ditekan atau dipukul ke housing/as secara presisi). Perhatikan bagian bearing yang bersinggungan.
2. Secara pemanasan/pendinginan, bearing dipanaskan untuk memberi efek pemuaian atau didinginkan untuk memberi efek penyusutan, sebelum dipasang ke housing/as.
3. Secara metode hidrolik, biasanya dilakukan untuk memasang bearing berukuran besar dengan mudah, cepat, presisi dan dapat menghindari kerusakan pada bearing maupun pada housing/as itu sendiri.
Menurut Gunawan, selain pemasangan, perawatan juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan karena menentukan masa pakainya. Penggunaan pelumas dengan spesifikasi yang tepat sangat disarankan untuk menunjang perfoma dari bearing tersebut.
Untuk pemilihan pelumas juga harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti kondisi lingkungan dan suhu sekitar, kecepatan, dan beban.
Jangan sampai menggunakan oli yang tak sesuai dengan spesifikasi mesin, atau bahkan pelumas palsu. Selain itu, pastikan juga sistem pelumasan beroperasi dengan baik untuk mencegah kerusakan bearing.
Gunawan mengatakan, bearing high performance S720 keluaran Faito dapat dikatakan bisa meminimalisir kerusakan dini yang sudah dijelaskan di atas. Hal ini karena sudah dilengkapi retainer berbahan wood laminated phenolic.
Bahan khusus tersebut bertujuan memaksimalkan proses pelumasan pada bearing sehingga performa mesin lebih baik.
"Keunggulan teknologi bearing Faito S720 akan jadi keuntungan karena mudah dalam perawatan dan memiliki durabilitas yang lebih baik. Namun harus diperhatikan poin-poin pemasangan bearing yang benar dan memilih pelumasan yang tepat untuk mesin," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/03/122200615/bisakah-bearing-high-performance-dipakai-motor-harian-