JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi jalanan Indonesia bisa dibilang cukup semrawut, terutama di perkotaan besar. Tidak jarang kejadian motor lawan arah, langgar lalu lintas, bahkan tidak memakai helm yang penting buat keselamatannya.
Salah satu penyebab maraknya pelanggaran adalah orang-orang yang tidak punya etika berkendara. Kalau mau diperbaiki, sebenarnya sulit, karena sudah terbiasa melakukan pelanggaran.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani menjelaskan, etika berasal dari sisi sendiri, jadi sulit buat mengubah yang sudah jadi kebiasaan.
"Ada anak muda yang memiliki etika yang baik saat di jalan raya. Sebaliknya yang sudah tua pun kadang tidak memiliki etika, jadi memang bukan ukuran usia dan pendidikan," kata Agus kepada Kompas.com, Sabtu (23/12/2023).
Menurut Agus, pendidikan soal etika berkendara harus dimulai sejak usia dini. Harapannya, tindakan yang baik di jalan akan tertanam dan dilakukan nanti saat dewasa.
"Jika dimulai sejak usia remaja, agak sulit diterima. Karakter mereka telah terbentuk," kata Agus.
Etika yang bisa diajarkan sejak dini seperti cara menyeberang jalan, cara jalan di trotoar, dan sebagainya. Jadi bukan langsung soal berkendara, tapi dari berbagai hal yang ada di jalan raya.
"Nah jadi ada tingkatannya, sesuai dengan usia," ucap Agus.
Misal sudah punya etika yang baik dari kecil, maka bisa dilakukan saat dewasa, seburuk apapun kondisi lalu lintas. Setidaknya ada etika berkendara yang tertanam, agar tidak mengikuti hal yang salah.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/24/090200115/mengapa-belajar-etika-berkendara-sejak-dini-penting