JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Motor terpaksa harus menolak pesanan konsumen sekitar setengah dari model utamanya di Jepang.
Dilansir Nikkei Asia, Rabu (13/12/2023), hal ini karena adanya tunggakan produksi yang disebabkan pembatasan pasokan selama pandemi.
Salah satu model yang terdampak ialah minivan Alphard yang tidak lagi menerima pemesanan sejak pertengahan November 2023.
Perusahaan juga telah berhenti menerima pesanan untuk kendaraan sport Land Cruiser 300 karena kekhawatiran pemenuhan pesanan menjelang peluncuran model baru yang akan datang.
Meskipun waktunya berbeda-beda di setiap diler, pesanan untuk Alphard, yang versi terbarunya dirilis pada akhir Juni 2023 dan dibatasi mulai sekitar awal Juli 2023.
Sementara untuk Aqua, yang dijadwalkan menerima peningkatan distribusi dari pabrik, dihentikan mulai sekitar bulan September 2023.
Meski begitu, model lain seperti Harrier SUV dan Corolla Cross, belum dibatasi penjualannya.
Dampaknya dapat dilihat pada jumlah pesanan keseluruhan pembuat mobil tersebut. Dari tujuh bulan antara April dan Oktober 2023, diler Toyota di seluruh Jepang mengalami peningkatan penjualan unit dari tahun ke tahun hanya dalam dua bulan.
Penjualan turun terutama pada Agustus 2023, di mana permintaan tinggi terjadi pada tahun sebelumnya dengan dirilisnya model baru hatchback Sienta.
Ada tiga faktor utama yang menjelaskan situasi Toyota saat ini.
Salah satunya adalah permintaan yang melebihi kapasitas produksi. Toyota menaikkan perkiraan produksi domestik tahun fiskal 2023 untuk kendaraan Toyota dan Lexus sebanyak 90.000 unit dari perkiraan awal menjadi 3,34 juta unit.
Jumlah ini lebih tinggi dari proyeksi mereka pada tahun fiskal 2019 sebelum pandemi sebesar 3,3 juta unit.
Penjualan domestik pada Oktober naik 18 persen year-on-year (yoy) menjadi 133.996 unit, naik 10 bulan berturut-turut dari tahun ke tahun.
Pangsa Toyota di pasar mobil domestik dari bulan Juli hingga September meningkat hampir 10 poin yoy menjadi lebih dari 50 persen, menurut Asosiasi Dealer Mobil Jepang.
Faktor lainnya kemungkinan besar adalah simpanan pesanan yang. Dalam sistem produksi Toyota, mobil diproduksi berdasarkan pesanan, dengan tujuan meminimalkan inventaris dan pemborosan.
Ketika produksi turun karena kekurangan cip selama pandemi Covid-19, perusahaan masih menerima pesanan. Puncaknya, backlog mencapai sekitar 1 juta kendaraan.
Perubahan yang dilakukan perusahaan untuk mengintegrasikan saluran penjualan pada 2020 mungkin juga menjadi penyebabnya.
Diler Toyota sebelumnya dibagi menjadi empat kategori, dengan model tertentu tersedia di kategori tertentu, tapi kini model Toyota apa pun dapat dibeli di diler mana pun.
“Hal ini menyebabkan serbuan pesanan untuk beberapa model populer," kata salah satu eksekutif diler Toyota yang enggan disebut namanya.
Situasinya menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Rata-rata waktu tunggu pengiriman kendaraan telah menurun, dari sekitar enam bulan pada akhir tahun 2022 menjadi hanya di bawah lima bulan saat ini.
Beberapa sumber mengatakan durasinya akan berkurang menjadi sekitar empat bulan pada musim semi mendatang.
Mengenai hal ini, PT Toyota Astra Motor (TAM) belum memberikan jawaban saat dikonfirmasi Kompas.com. Mengingat kini masih ada beberapa produk yang diimpor dari Jepang seperti Alphard.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/13/191820015/toyota-hentikan-pemesanan-sejumlah-model-termasuk-alphard