JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatatkan adanya perlambatan pasar jelang akhir tahun.
Berdasarkan data yang ada, pada Januari-November, terjadi penurunan 2,3 persen dari tahun sebelumnya menjadi 942.686 unit (wholesales). Sehingga untuk mencapai target sebesar 1,05 juta unit sulit untuk dilakukan.
Terkait hal ini, Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat pasar mengalami perlambatan jelang akhir tahun.
“Memang ekonomi lagi weakening (melemah) tidak hanya di Indonesia tetapi juga di global. Biasanya kan Indonesia tertinggal satu siklus, jadi kalau di luar lagi bagus kita kurang bagus. Tapi ini yang disebut dengan long interest, jadi tingkat suku bunga yang tinggi itu akan berlangsung lama,” ucap Bob, saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Sehingga, ketika di global mengalami peningkatan suku bunga dan volume melemah. Sementara, Indonesia sudah masuk ke fase suku bunga tinggi, sudah di atas 6 persen.
“Itulah yang membuat pasar jadi melemah, mungkin juga likuiditas terganggu. Jadi itulah faktor-faktor melemahnya permintaan dalam negeri,” kata Bob.
Meski begitu, Bob berharap akan ada peningkatan ekonomi investasi setelah masa pemilu berakhir. Sebab, menurutnya, tahun politik cukup berdampak membuat keraguan konsumen terkait ekonomi di masa depan.
“Kita harapkan setelah Pemilu ada optimisme ekonomi investasi, juga kita lihat indeks kepercayaan diri konsumen masih expansif, cuma memang agak menurun karena memang ada tahun politik,” kata Bob.
“Tetapi, kalau pemilu ini bisa berjalan dengan baik akan meningkatkan atau optimisme, kita berharap yang paling bagus tapi kita harus juga melihat kenyataan bahwa tahun politik itu membuat keraguan di konsumen untuk ekonomi ke depan,” lanjutnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/13/082200515/penjualan-mobil-sulit-capai-target-ini-kata-toyota