Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Proton Akui Sulit Bergerak di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Proton mengakui sulit menembus pasar otomotif Indonesia. Merek asal Malaysia tersebut bicara bahwa persaingan otomotif di Thailand dan Indonesia sangat ketat.

Hal tersebut disampaikan CEO Proton, Dr Li Chunrong, saat peluncuran sedan Proton S70 di Malaysia. Li Chunrong menyebut butuh waktu lama untuk Proton jika ingin kembali ke Thailand dan Indonesia.

Seperti diketahui, sebagian saham Proton kini dimiliki Geely. Konsorsium asal China itu ingin menjadikan Proton sebagai salah satu dari tiga merek teratas di kawasan ASEAN.

Geely ingin Proton kembali ke pasar-pasar terbesar di ASEAN yaitu Thailand dan Indonesia. Sedangkan berdasarkan sejarah, Proton kalah saing dan tak bisa berbuat banyak saat di Indonesia.

“Jadi kalau kita mau bersaing di sana, kita perlu menyiapkan produk sendiri dulu, ini penting,” kata Li Chunrong dilansir dari Paultan, Kamis (7/12/2023).

Li Chunrong mengatakan, angka produksi mobil di Thailand dan Indonesia tembus lebih dari 1 juta unit. Membuat persaingan pasar di dua negara ini sangat ketat dibandingkan Malaysia.

“Karena sebelumnya situasinya tidak berpihak pada kita di Thailand dan Indonesia. Jadi kita tidak ingin hal itu terjadi lagi, maka karena itu perlu persiapan yang matang, barulah kita masuk lagi,” katanya.

Untuk diketahui, saat ini Proton dimiliki oleh DRB-Hicom (50,1 persen) dan Geely (49,9 persen). Pemilik baru ingin Proton bisa memproduksi 500.000 unit mobil per tahun dan 50 persen atau 250.000 unit buat pasar ekspor.

Li Chunrong mengatakan, jangan terpaku pada Thailand dan Indonesia sebab ada banyak pasar lain yang bisa dijelajahi oleh Proton.

“Sebagai pengurus, kami harus memberikan dukungan. Dunia ini sangat luas, dan tidak hanya Thailand dan Indonesia (untuk pasar ekspor Proton),” kata Li Chunrong.

Di sisi lain jejak Proton di Indonesia bisa dibilang kurang baik. Proton masuk pada 2007 di bawah bendera PT Proton Edar Indonesia (PEI) namun tidak bisa berkembang karena kalah saing dari mobil Jepang.

Beberapa model yang hadir yaitu Proton Savvy, Gen 2 Persona, Gen 2, Wira, Neo, Waja, Saga, Exora, Neo CPS, Saga FL, Persona Elegance, Exora Star dan Suprima S, juga dapat sentimen negatif karena konflik Indonesia-Malaysia.

Sejak 2019, PT PEI tidak eksis lagi di pasar otomotif nasional. Sempat terdengar rumor kalau Proton mau meluncurkan SUV hasil rebadge Geely Boyue, berlabel X70 dan meluncur di GIIAS 2019 namun tidak terlaksana.

Kantor pusat Proton Indonesia yang berlokasi di Gandaria, Jakarta Selatan, saat ini sudah tutup dan belum ada informasi baru dari pihak merek ke awak media.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/07/122200415/proton-akui-sulit-bergerak-di-indonesia-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke