Alasan Volvo Fokus Jualan PHEV dan EV

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sebelumnya hengkang pada 2017, merek mobil asal Swedia, Volvo, kembali mengibarkan sayapnya di Indonesia pada Agustus 2023.

Kali ini Volvo berfokus untuk menawarkan mobil premium yang ramah lingkungan, emisi yang lebih rendah, kinerja lebih tinggi serta efisiensi lebih besar.

Hal ini dibuktikan dengan lini produk elektrifikasi yang dijual oleh Volvo di Tanah Air, mulai dari XC40 Electric Vehicle (EV), XC90 Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), XC60 PHEV dan XC40 PHEV.

Jika diperhatikan, lini produk yang ditawarkan oleh Volvo kebanyakan jenis PHEV. Berbeda dengan pabrikan lain yang membawa jenis kendaraan elektrifikasi lainnya seperti mild hybrid dan Hybrid Electric Vehicle (HEV).

Haryanto Djayaputra, GM Operations Volvo Cars Indonesia, menjelaskan, mengapa pihaknya lebih berfokus untuk menjual kendaraan PHEV dan EV di Indonesia.

“Kalau PHEV, customer bisa merasakan atau pengalaman berkendara dengan full EV, tapi punya back-up plan, yang kita sebut Internal Combustion Engine (ICE) atau bensin,” ucap pria yang akrab disapa Toto, saat ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).

“Dengan PHEV kita punya empat mode, salah satunya full EV, jadi mau kecepatan berapapun tetap pakai motor listrik. Ketika baterai habis otomatis pindah ke ICE,” lanjutnya.

Sementara untuk mobil dengan mild hybrid, menurut Toto, konsumen lebih memiliki batasan terkait kapasitas baterai dan kecepatan.

“Kalau mild hybrid, konsumen masih punya batasan, baterainya kapasitasnya kecil, kemudian tidak bisa full speed. Itu kenapa kita tidak bawa yang mild hybrid, kita lihat dari PHEV sebagai jembatan dari ICE ke listrik,” kata Toto.

Sebagai informasi, saat ini Volvo hanya menjual kendaraan elektrifikasi, mulai dari XC40 PHEV yang dijual dengan kisaran harga Rp 1 miliar. Kemudian ada juga XC60 PHEV yang dibanderol Rp 1,3 miliar, XC90 PHEV Rp 1,8 miliar dan CC40 RV Rp 1,3 miliar.