Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Operasional Angkutan Perintis Jadi Tantangan buat DAMRI

Direktur Utama Perum DAMRI Setia N. Milatia Moemin mengatakan, menjalankan operasional angkutan perintis masih menjadi tantangan hingga saat ini.

“Salah satu tantangan menjalankan angkutan perintis itu adalah buruknya infrastruktur jalan, baik karena rusak maupun jalannya belum diaspal atau dibeton. Bahkan di wilayah Papua, bus sengaja dirakit oleh tim kami agar bisa menyebrangi sungai seperti kendaraan amfibi,” kata wanita yang akrab disapa Tya tersebut di sela-sela acara Diskusi yang diadakan oleh INSTRAN, Kamis (30/11/2023).

Tya menjelaskan, masih banyak daerah di Papua dan juga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang belum tersambung dengan jalan yang layak.

Oleh karena itu kendaraan umum yang melayani penumpang untuk kawasan tersebut masih minim. Dengan kondisi jalan tersebut, maka bus perintis DAMRI sengaja melakukan modifikasi ulang agar punya ketangguhan untuk menyesuiakan medan.

Namun tidak bisa dipungkiri bus yang digunakan untuk angkutan perintis tersebut alami kerusakan seperti patah roda as atau sebagainya. Hal itu disebabkan oleh umur kendaraan yang sudah tua dan spek kendaraan yang tidak mumpuni.

“DAMRI juga harus menanggung biaya operasional sebesar 30 persen. Padahal dalam kenyataan di lapangan, terutama untuk daerah-daerah 3T, jumlah penumpang tidak mencapai 30 persen. Itu berarti DAMRI harus menutup biaya operasional yang tidak dapat ditutup dari pendapatan tiket.

Tya berharap, kedepannya semoga angkutan perintis DAMRI punya regulasi atau payung hukum yang mengatur dengan bijak tentang operasional trasportasi umum tersebut.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/30/164100815/operasional-angkutan-perintis-jadi-tantangan-buat-damri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke