TOKYO, KOMPAS.com - China kini menjadi negara yang punya populasi mobil listrik (electric vehicle/EV) terbanyak di dunia. Bahkan, produsen otomotif asal Tiongkok juga banyak yang memasarkan produknya di luar negeri seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, Asia, termasuk di Indonesia.
Sebagai contoh lagi, di ajang Japan Mobility Show (JMS) 2023 ada satu merek asal China yang ikut meramaikan, yaitu BYD. Merek itu bahkan telah masuk pasar otomotif Jepang dan akan berekspansi mendirikan diler untuk menjual mobil listrik.
Menanggapi fenomena itu, Toshihiro Mibe, Director President and Representative Executive Officer Honda Motor Co., Ltd mengatakan, puluhan tahun lalu Honda harus berkompetisi dengan pabrikan asal AS, dan Eropa, tapi kini dalam era elektrifikasi ada pendatang baru yang cukup kuat, yaitu China.
"10 tahun lalu kita hanya berpikir untuk berkompetisi dengan merek AS, dan Eropa tapi kini kita juga harus berusaha bagaimana bisa bersaing dengan pabrikan China," ujar Mibe dalam acara wawancara khusus dengan sejumlah wartawan asal Indonesia di Plaza Aoyama, Tokyo, Jepang, Jumat (27/10/2023).
Mibe melanjutkan, Honda sudah melakukan sejumlah langkah untuk tetap bisa bersaing dengan pabrikan asal China khususnya yang fokus menjual kendaraan elektrifikasi. Maka dari itu, perusahaan tidak berhenti mengembangkan mobil listrik dari berbagai segmen.
"Kita harus terus berinovasi mengembangkan mobil listrik terutama agar memiliki nilai yang terbaik untuk konsumen sehingga bisa bersaing ketat dengan merek China," tutur Mibe.
Honda di JMS 2023 juga sudah mulai memamerkan beragam model purwarupa ramah lingkungan dan teknologi modern dalam menyambut era elektrifiksi di masa mendatang. Harapannya bisa terus berkembang dan diterima dengan baik oleh konsumen di seluruh dunia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/28/104200615/honda-akui-china-rival-terberat-dalam-persaingan-mobil-listrik