KANAGAWA, KOMPAS.com - Di sela-sela Japan Mobility Show (JMS) 2023, kami mendapat kesempatan mengunjungi pabrik Isuzu di Fujisawa Plant yang berlokasi di Fujisawa-Shi, Kanawaga, Jepang.
Dari Tokyo, perjalanan darat menggunakan bus ditempuh sekitar 1 jam 15 menit tanpa kemacetan di suhu udara sekitar 20 derajat celsius dan langit yang cerah membiru.
Isuzu Fujisawa Plant beroperasi sejak 1962 ini konsisten memproduksi kendaraan light, medium hingga heavy-duty truck. Paduan teknologi canggih dengan keahlian sumber daya manusia mampu menghasilkan produk berkualitas yang diklaim ramah lingkungan.
Dalam kawasan yang hening dan hijau ini, terdapat fasilitas riset dan pengembangan Isuzu. Dengan riset dan pengembangan, Fujisawa Plant menjadi pusat pengembangan model-model baru Isuzu.
“Berbagai gagasan dan konsep kendaraan niaga Isuzu untuk masa depan lahir di sini karena dukungan pusat riset dan pengembangan ini,” ujar Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Internasional (IAMI) Yuzak Kristian di Fujisawa, Kamis (26/10/2023).
Saat kunjungan, rombongan disambut Kijima, Vice President, Manufacturing Division Fujisawa Plant sebelum berkeliling ke Isuzu Plaza atau museum Isuzu tempat perjalanan Isuzu sejak 1916 sampai saat ini.
Isuzu Fujisawa Plant merupakan pabrik tertua yang jadi bagian terpenting bagi Isuzu global untuk memasarkan produk ke lebih dari 150 negara. Dengan sebaran itu, Isuzu memuncaki pangsa pasar di 45 negara pada tahun 2021.
Dengan luas lebih dari 100 hektar dan didukung 8.719 tenaga kerja, Isuzu Fujisawa Plant memproduksi 300.000 unit (2022) dan diperkirakan menjadi 314.000 unit pada tahun 2023 ini.
Dari total angka produksi tersebut, setidaknya terdapat 2.500 tipe kendaraan yang diproduksi.
“Sinergi antara penggunaan teknologi terkini dan sumber daya manusia yang handal menjadi kunci dari keberhasilan Isuzu Fujisawa Plant,” ujar Yuzak.
Penggunaan Robot
Tak kurang dari 95 persen proses welding dikerjakan robot. Untuk memberikan kualitas prima, keahlian dan kejelian pekerja tetap diperlukan seperti saat final assembly dan inspection.
Demi kualitas kerja pekerja, Isuzu mengedepankan nilai Isuzu Monozukuri (IM). Nilai ini menjadi mindset pekerja bahwa dalam proses produksi, tidak ada satu pun langkah berisiko sehingga menghasilkan cacat produksi atau defect.
Karena kontribusinya di industri otomotif lebih dari 100 tahun, Isuzu menjadi merek teratas khususnya di segmen kendaraan niaga.
Awal mulanya, Isuzu merupakan perusahaan galangan kapal yang bermitra dengan berbagai perusahaan yaitu Tokyo Ishikawajima Ship-Building dan Engineering Co., Ltd dan Serta Tokyo Gas and Electric Industrial Co.
Produk pertama yang diproduksi di Jepang adalah Wolseley Model A9, lalu berhasil membuat mesin diesel model DA4 dan DA6 yang legendaris.
Di Jepang, Isuzu memiliki dua fasilitas pabrik yaitu Fujisawa Plant dan Tochigi Plant yang khusus membuat mesin, spareparts, dan komponen pengganti. Pabrik Fujisawa dan Tochigi ada di bawah komando kantor pusat Isuzu di Yokohama-shi, Kanagawa.
Isuzu di Indonesia
Pengetahuan dan kecanggihan manufaktur di Fujisawa Plant, secara bertahap telah ditransfer teknologinya ke pabrik Isuzu di Indonesia di Karawang, Jawa Barat. Tak hanya itu, selain soal keahlian, budaya kerja yang dijaga dalam sistem juga ikut ditransfer.
Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) rutin mengirimkan SDM-nya untuk menyerap teknologi dan pengetahuan manufaktur di pabrik Isuzu Fujisawa Plant.
Sejak 2013, IAMI mengirim karyawan terpilih. Tidak hanya keahlian teknis, pola pikir serta etos kerja karyawan itu berubah menjadi lebih baik.
Erwin Sinaga, salah satu peserta program On Job Training (OJT) Isuzu Indonesia di Jepang. Saat ini, Erwin adalah karyawan di Departemen Planning Control Delivery (PCD) Isuzu Indonesia.
“Saya belajar bagaimana kejujuran dijunjung tinggi, bahkan terhadap diri sendiri. Kalau kita tidak mampu kerja, ya harus kita utarakan,” ujar Erwin.
Erwin takjub dengan teknologi dan manajemen di pabrik Isuzu Fujisawa yang banyak menggunakan robot.
“Sistem kerjanya lebih tertata. Manajemen produksi untuk satu tahun sudah di rencanakan matang. Mau bikin apa sudah ketahuan,” ungkap Erwin.
Pengalaman mengikuti program OJT Isuzu Jepang selama 6 bulan mengubah pola pikir serta etos kerja Erwin.
Siswanto, salah satu karyawan IAMI yang ikut program OJT di pabrik Isuzu Fujisawa Plant mengaku tertantang untuk terus belajar.
“Belajar Bahasa Jepang itu menjadi tantangan yang cukup tinggi di sini,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/27/152200615/otomatisasi-teknologi-dan-keahlian-manusia-menyatu-di-isuzu-fujisawa-jepang