Toyota Motor Corporation berencana melakukan kerja sama dengan salah satu produsen baterai terbesar di dunia yaitu CATL. Langkah ini juga merupakan upaya strategis untuk membangun ekosistem industri baterai di Indonesia.
"Kami akan bekerja sama dengan CATL yang sudah bangun industri baterai, dan kami akan suplai bukan cuma Toyota, tapi juga industri," kata President & Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co. LTD Yoshiki Konishi saat berbincang dengan sejumlah media di Keio Hotel Plaza, Tokyo, Jepang, (24/10/2023).
CATL adalah produsen asal China yang fokusnya pada manufaktur baterai lithium ion, sistem penyimpanan energi, dan manajemen baterai kendaraan listrik.
Berdasarkan laporan Insideevs, CATL menjadi produsen terbesar baterai selama Januari - Juli tahun ini dengan kapasitas produksi 93 GWh dan berpotensi meningkat hingga 200 GWh pada akhir 2023.
Posisi kedua ada LG Energy Solution dengan kapasitas produksi baterai mencapai 57,1 GWh, dan BYD ada di urutan ketiga dengan 49,4 GWh, kemudian Panasonic (28,1 GWh), serta SK On (18,5 GWh).
CATL, untuk Indonesia, menggandeng PT Aneka Tambang (Antam) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBI), menggarap proyek senilai 5,97 miliar dollar AS atau Rp 85,7 triliun.
Kabarnya, kerja sama tersebut merupakan integrasi industri baterai kendaraan listrik di Kawasan Industri FHT Halmahera Timur, Maluku Utara, dan di beberapa lokasi lainnya.
Industrinya termasuk penambangan dan pengolahan nikel, katoda, pemanufaktur sel baterai, sampai daur ulang, sebagai upaya mengamankan bahan baku utama dan sumber daya dari hulu.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/25/070100415/toyota-akan-produksi-baterai-di-indonesia