SLEMAN, KOMPAS.com - Mobil matik banyak diandalkan oleh masyarakat karena lebih mudah dioperasikan. Dengan perpindahan percepatan terjadi otomatis, pengemudi tidak perlu lagi memindah-mindahkan tuas matik dan menginjak pedal kopling.
Ketika tuas matik berada di posisi D, rem terbebas, maka mobil akan melaju. Pengemudi tinggal mengarahkan laju kendaraan lewat roda kemudi dan menginjak pedal rem saat dibutuhkan.
Namun faktanya, pada tuas matik terdapat beberapa pilihan posisi seperti P, R, N, D dan seterusnya. Ini artinya, dalam beberapa kondisi tuas matik bisa dipindahkan ke posisi tertentu, khususnya saat mobil terjebak di kemacetan lalu lintas.
Seperti yang diketahui, kondisi jalanan yang macet akan membuat mobil melaju perlahan, bahkan terkadang juga harus berhenti cukup lama. Lantas, apakah perlu memindah-mindahkan posisi tuas matik?
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan butuh atau tidaknya tuas matik dipindah-pindahkan ke posisi tertentu tergantung dari kondisi jalan.
“Pertanyaan ini mungkin muncul dampak dari polemik tuas matik di D saja atau perlu dipindah ke N saat mobil berhenti di lampu merah, dalam hal itu saya menyarankan untuk memindahkan tuas matik ke N saat mobil berhenti,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Jumat (20/10/2023).
Pria yang mendirikan bengkel Spesialis Nissan & Datsun di Mlati, Sleman, Yogyakarta ini mengatakan pertanyaan serupa juga berlaku ketika mobil mengantre di gerbang tol. Hal itu akan membuat mobil melaju dengan merayap pelan bahkan terkadang berhenti sesaat.
Menyikapi hal tersebut, Hardi mengimbau kepada pengguna mobil matik untuk tidak khawatir terjadi kerusakan pasalnya mobil matik sudah didesain demikian agar komponen awet dan performa terjaga.
“Saat mobil berjalan sangat pelan, itu biasanya terjadi ketika lalu lintas macet atau dalam sebuah antrean, pengemudi kerap melakukan pengereman dengan perlahan agar mobil melaju pelan, bahkan kadang sampai berhenti sesaat dengan posisi tuas matik di D,” ucap Hardi.
Cara tersebut menurut Hardi tidak salah, karena memang kebutuhan pengemudi seperti itu dalam mengendarai mobil. Ketika tuas matik di D dan laju mobil tertahan atau berjalan pelan atau berhenti sesaat itu masih bisa ditoleransi.
“Mobil matik sebenarnya sudah dilengkapi kopling otomatis atau yang disebut kopling fluida, dia akan bekerja sebagai mana kopling manual saat melakukan setengah kopling atau kopling penuh,” ucap Hardi.
Saat mobil melaju perlahan, dengan sedikit direm, itu bisa dikatakan telah terjadi setengah kopling karena putaran mesin dan putaran roda tidak sepenuhnya terhubung. Sedangkan saat mobil berhenti itu sama saja putaran mesin terputus.
“Proses tersebut terjadi di dalam kopling fluida saat mobil dalam antrean atau kemacetan lalu lintas, itu aman saja karena memang turbin pada kopling fluida didesain bisa seperti itu, jadi selama mobil tidak berhenti lama, tuas matik tetap di D aman saja,” ucap Hardi.
Hanya saja, jika antrean atau kemacetan terjadi cukup lama dan memaksa mobil berhenti, sebaiknya tuas matik dipindahkan ke N.
“Selagi ada kesempatan untuk memindahkan tuas matik ke N, karena ketika mobil berhenti sementara tuas matik tetap di D sebenarnya masih ada gaya dorong dari masing-masing roda penggerak, hal itu akan membuat kampas kopling pada perangkat penggerak terbebani,” ucap Hardi.
Menurut Hardi itu akan menimbulkan peluang terjadinya selip pada kampas kopling dan pelat di perangkat penggerak. Sehingga, bila mobil berhenti cukup lama sebaiknya tuas matik dipindahkan ke N.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/21/122200915/banyak-yang-salah-posisi-tuas-matik-yang-benar-saat-jalan-macet