Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya, Jangan Biasakan Pangku Balita di Jok Depan Mobil

JAKARTA, KOMPAS.com - Baim Wong mengalami kecelakaan tunggal saat hendak mengemudi keluar dari salah satu mal di Jakarta Selatan. Mobil yang dikendarainya sempat menabrak pembatas jalan, dan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

Mobil yang juga ditumpangi istri dan kedua anaknya itu tampak ringsek di bagian depan setelah terjadi hantaman cukup kencang. Meski tidak mengalami luka, anak Baim Wong sempat terguncang karena hampir terpental.

Terlepas dari peristiwa tersebut, kita selaku pengendara mobil dan juga berperan sebagai orang tua sepatutnya menjaga keselamatan penumpang saat berkendara, khususnya anak. Jangan sampai karena sayang justru bisa mencelakakan mereka.

Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI) Sony Susmana mengatakan agar menjadi pembelajaran bersama, bahwa berkendara bersama anak balita boleh saja asal dengan posisi yang benar.

“Banyak yang salah persepsi tentang keamanan nih, ketika bicara sayang anak, maka selaku orang tua wajib mengatur posisi anak yang benar saat berkendara, bukan dipangku,” ucap Sony kepada Kompas.com, Rabu (18/10/2023).

Menurut Sony, posisi duduk anak yang paling aman adalah di bangku belakang, apalagi usia anak belum di atas 5 tahun.

Sony juga mengatakan wajib bagi balita menggunakan children seat atau booster seat yang terikat dengan sabuk keselamatan pada tempat duduk mobil.

“Bila anak memang rewel atau belum terbiasa maka boleh saja dipangku, tapi pastikan berada di bangku belakang dengan tetap memakai sabuk keselamatan,” ucap Sony.

Alasan anak balita tidak boleh duduk di bangku depan, menurut Sony cukup logis dan kuat. Pertama, tulang anak-anak masih lemah dan blm mampu menahan tarikan sabuk keselamatan ketika benturan kencang terjadi.

Begitu juga dengan ledakan airbag saat aktif, anak balita tidak akan mampu menahannya karena menurut Sony ledakan bisa sangat kencang, bisa menembus kecepatan 300 Kpj.

“Selain itu, benturan dari depan berpotensi mengakibatkan kaca depan pecah, risikonya pasti terkena ke penumpang, jika menimpa anak balita risiko cederanya bisa lebih parah,” ucap Sony.

Sebagai pengemudi, penting juga memperhatikan kecepatan laju kendaraan. Menurut Sony, penting untuk mengusahakan selalu di bawah 60 Kpj bila ada anak-anak di dalam kabin.

“Bisa juga dengan menempelkan stiker children inside, supaya mobil-mobil di sekitarnya tahu dan lebih berhati-hati dan menjaga jarak aman dengan kendaraan kita,” ucap Sony.

Jadi, sebagai orang tua yang sayang kepada anak justru harus mampu memberikan ketegasan dalam mengarahkan anak agar selalu di posisi yang aman.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/18/124200415/bahaya-jangan-biasakan-pangku-balita-di-jok-depan-mobil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke