Kedua raksasa asal Jepang tersebut ingin memanfaatkan kekuatannya untuk membangun model bisnis yang berkelanjutan untuk antisipasi pertumbuhan pasar kendaraan listrik yang semakin masif.
CEO Honda Toshihiro Mibe, mengatakan, untuk mempersiapkan era kendaraan listrik secara menyeluruh, Honda tidak hanya akan menjual kendaraan listrik, namun juga mengambil pendekatan proaktif dalam manajemen energi.
"Di mana baterai kendaraan listrik akan digunakan sebagai sumber energi, dan kami juga fokus pada sirkulasi sumber daya, termasuk penggunaan kembali baterai kendaraan listrik, yang mengandung berbagai sumber daya langka,” kata Mibe dilansir dari Paultan, Minggu (15/10/2023).
Adapun Mitsubishi yang dimaksud di sini ialah Mitsubishi Corporation, konglomerat Jepang, bukan Mitsubishi Motors yang produsen mobil yang merupakan bagian dari Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi.
Cakupan Mitsubishi Corporation lebih luas mulai dari bisnis di bidang gas alam, bahan industri, kimia, sumber daya mineral, infrastruktur industri, otomotif dan mobilitas, makanan, industri konsumen, solusi ketenagalistrikan, dan perkotaan.
Katsuya Nakanishi, presiden dan CEO Mitsubishi Corporation mengatakan, bahwa pihaknya melihat bahwa konvergensi berbagai sektor seperti mobilitas, energi, layanan, dan data merupakan tren yang tidak dapat diubah.
"MC bertujuan untuk mengembangkan model bisnis barunya yang menyeimbangkan elektrifikasi dan dekarbonisasi, menciptakan layanan lintas industri baru, dan melakukan inovasi baru agar sesuai dengan perkembangan zaman,” katanya.
Baik Honda dan Mitsubishi Corporation mengatakan bakal mengembangkan baterai kendaraan listrik dengan fokus pada masa pakai baterai dan pengisian yang lebih canggih.
Dengan masa pakai yang lebih baik maka akan menambah nilai setiap baterai sepanjang masa pakainya. Kemudian bisnis pengisian daya cerdas (smart-charging) dan manajemen energi V2G yang membantu konsumen saat charging.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/15/150100415/honda-dan-mitsubishi-kerja-sama-di-bidang-baterai-ev