JAKARTA, KOMPAS.com – Cuaca yang tidak bisa diprediksi membuat sejumlah orang memanfaatkan jasa pawang agar hambatan seperti hujan ataupun panas terik tidak mengganggu acara.
Kebutuhan akan pawang hujan juga dipakai ajang internasional, salah satunya seperti gelaran MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok.
Tahun lalu misalnya, kesuksesan event MotoGP Indonesia sedikit banyak dibantu pawang hujan yang melakukan modifikasi cuaca. Lantas bagaimana dengan tahun ini?
“Saya kurang tahu, karena memang komunikasi aku kan by chit chat. Kalau pihak penyelenggara sudah bilang tidak pakai modifikasi cuaca,” ujar Rara Istiati Wulandari atau yang kerap disapa Mbak Rara, kepada wartawan di Jakarta (10/10/2023).
“Tapi setahu saya, pasti ada tim support doa dari lokal. Entah ulama, entah pemangku,” kata dia.
Meski begitu, Rara menyatakan dirinya siap saja apabila dipanggil pihak ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation).
“Saya tidak berharap harus Rara dipanggil. Sempat sih kemarin ada chit chat, ayo mbak nonton. Saya sih jawabnya untuk tanggal 12 dan 13 belum bisa, 14 saya ada syukuran. Intinya silaturahmi aku dan ITDC masih baik,” ucap Rara.
“Hanya mungkin mereka karena posisinya panas, enggak membutuhkan pawang hujan, dan mungkin bisa juga menggalakkan pawang hujan lokal,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/11/131501815/tanpa-mbak-rara-motogp-indonesia-tetap-pakai-jasa-pawang-hujan