SOLO, KOMPAS.com - Oli merupakan cairan yang digunakan untuk melumasi dan melindungi komponen dalam mesin mobil, sehingga harus diganti secara berkala guna menjaga performanya.
Meski begitu, jadwal penggantian oli dapat berbeda-beda ada yang menyarankan setiap tiga bulan sekali atau enam bulan sekali. Tergantung pada jenis oli yang digunakan, jenis kendaraan dan kondisi pengemudi.
Kepala Bengkel Nasmoco Bantul Nyoman Candradana, mengatakan ganti oli bisa dilakukan setiap enam bulan sekali.
“Penggantian oli mesin per enam bulan atau 10.000 kilometer. Namun jika belum sampai 10.000 kilometer pakai yang enam bulan,” ungkap Nyoman kepada Kompas.com, Senin (9/10/2023).
Sementara itu, Iwan pemilik Iwan Motor Auto Clinic menyarankan ganti oli sebaiknya dilakukan tiap 5.000 kilometer per tiga bulan. Jika terlambat dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan dan berbagai masalah salah satunya turun mesin.
“Pelumas mesin yang bermasalah, bisa tekanan yang berkurang atau saluran pelumas yang tersumbat. Namun pada umumnya yang sering terjadi karena adanya sumbatan di saluran pelumas,” ungkap Iwan kepada Kompas.com, Minggu (8/9/2023).
Iwan menjelaskan penyumbatan ini karena adanya sludge (lumpur) karena oli yang jarang diganti atau terlambat ganti.
“Penyebab utama dari oli mesin yang berubah menjadi sludge, hal ini terjadi karena mesin selalu telat ganti oli. Sehingga oli yang sudah rusak akan mengental dan berubah menjadi lumpur,” jelas Iwan.
Iwan mengatakan, masalah penyumbatan karena sludge ini sering ditemukan di bengkel, dan untuk mengatasinya perlu turun mesin.
Untuk biaya turun mesin juga cukup menguras dompet, yaitu mulai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta bahkan bisa mencapai Rp 12 juta.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/09/161200415/efek-buruk-sering-telat-ganti-oli-mesin-mobil-