JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa kali terjadi kecelakaan fatal di tikungan 1 lap pertama di beberapa sirkuit. Sebagian pebalap pun sepakat untuk diberikan penalti terberat bagi pebalap yang menjadi penyebabnya.
Pada sprint race MotoGP India 2023 di Sirkuit Buddh, Luca Marini masuk tikungan 1 terlalu cepat dan mengerem terlalu lambat. Akhirnya, Marini menabrak ban belakang rekan setimnya, Marco Bezzecchi.
Kecelakaan tersebut membuat Marini terjatuh dan patah tulang selangka. Sementara Bezzecchi, kehilangan peluangnya dalam meraih podium.
Kecelakaan pada tikungan 1 lap pertama tersebut bukan yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, terjadi juga pada sprint race MotoGP Catalunya dan MotoGP Austria.
Pada MotoGP Catalunya, disebabkan oleh Enea Bastianini. Sedangkan pada MotoGP Austria, penyebabnya adalah Jorge Martin. Kedua pebalap tersebut diganjar long lap penalty, termasuk juga Marini.
Aleix Espargaro yang pernah menjadi korban berharap Race Direction akan memberikan penalti terberat. Menurutnya, long lap penalty terlalu ringan.
"Solusinya, ada solusi yang sangat, sangat mudah. Penalti yang berat pada tikungan 1. Saya katakan ini pada setiap komisi keselamatan. Penalti yang berat," ujar Aleix, dikutip dari Motorsport.com, Rabu (27/9/2023).
Hal yang senada diungkapkan juga oleh Fabio Quartararo. Menurutnya, pebalap yang melakukan kesalahan pada tikungan 1 harus mendapatkan penalti yang sangat berat.
Namun, menurut Jack Miller, insiden pada tikungan 1 memang tak bisa dielakkan dan normal terjadi di tikungan yang sempit.
Sedangkan Pol Espargaro, berpendapat sebaliknya, bahwa insiden tersebut selalu bisa dihindari dan pebalap bisa melakukan sesuatu agar tidak terjadi.
"Tidak bisa hanya dengan satu long lap penalty, karena jika Anda menghentikan balapan seseorang atau jika seorang pebalap sampai cedera, apa artinya long lap penalty? Jadi, kesalahan seperti itu harus dihukum lebih berat," kata Pol.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/27/114200615/sebabkan-kecelakaan-di-tikungan-1-diusulkan-dapat-penalti-terberat