JAKARTA, KOMPAS.com - Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy tidak setuju dengan pernyataan pihak Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengenai konsumen first time buyer alias pembeli pertama belum masuk ke pasar kendaraan listrik.
Sebab berdasarkan data perseroan, segmen yang mayoritas berada di kelas menengah ke bawah ini, sudah mulai merambah ke kendaraan elektrifikasi, dalam hal ini teknologi hibida alias hybrid electric vehicle (HEV).
"Saya rasa kurang tepat, ya karena pembeli Kijang Innova Zenix juga ada yang first buyer. Pembeli Yaris Cross Hybrid juga ada. Jadi saya rasa tetap menjangkau," kata Anton di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Jumat (15/9/2023).
Kendati demikian, Anton mengaku bila volume atau komposisi konsumen pembeli pertama dalam pembelian kendaraan listrik Toyota masih sangat kecil yaitu sekitar 20 persen. Sehingga, peluang agar meningkatkan penjualan mobil listrik di dalam negeri masih terbuka lebar.
Namun, dalam kesempatan ini, ia enggan untuk berbicara mengenai kemungkinan Toyota untuk masuk ke segmen tersebut. Diketahui, segmen pembeli pertama ialah konsumen dengan kategori baru pertama kali membeli mobil untuk dijadikan kendaaan harian.
"Kalau Kijang Innova Zenix paling banyak additional car replacement (mobil tambahan), kira-kira itu 80-90 persen dan sisanya first buyer. Sementara Yaris Cross Hybrid, kira-kira 20 persenan first buyer-nya," jelas dia.
"Jadi sebenarnya kita tidak bisa bilang bahwa ini (pembeli pertama) tidak ada. Masih ada, tapi memang jumlahnya belum tinggi-tinggi banget," lanjut Anton.
Berdasarkan data Gaikindo pada Juli 2023, dari total penjualan Kijang Innova Zenix HEV sebanyak 2.680 unit maka first buyer-nya sekitar 536 unit. Sementara Yaris Cross Hybrid, ada 324 unit dari total 1.621 unit.
Sebelumnya, Sekertaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menyampaikan bahwa peningkatan pasar kendaraan listrik di Indonesia belum merata. Sebab mobil jenis ini belum menjangkau konsumen first buyer dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Kondisi tersebut karena posisi harga kendaraan listrik masih jauh dari jangkauan mereka, yang berada pada level Rp 150 juta sampai Rp 300 jutaan.
"Saat ini pembeli mobil listrik ialah mereka yang memang sudah memiliki mobil sebelumnya atau lebih dari satu. Jadi, bukan first buyer," katanya.
Oleh karena itu, Kukuh berharap ke depan semakin banyak model kendaraan listrik yang dipasarkan di dalam negeri dengan harga terjangkau. Supaya, pemerataan terjadi hingga pada akhirnya meningkatkan penjualan nasional secara signifikan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/16/080200015/toyota-sebut-pembeli-pertama-mulai-beli-mobil-hybrid