Tak heran jika saat ini di jalan jarang ditemui Mini Cooper klasik yang "dekil" apalagi tidak terawat. Mayoritas tampil klimis dengan warna ceria, penuh aksesori dan bahkan bisa mengebut dengan kecepatan tinggi.
Kondisi itu juga yang terlihat di perayaan ulang tahun Jakarta Morris Club (JMC) ke-30 tahun yang digelar di Emerald Tree Resto, Alam Sutera, Tangerang, Minggu (3/9/2023). Dari 131 mobil yang ikut acara ini, semuanya tampil klimis.
"Iya itu kebanyakan dari teman-teman kami dari PPMKI selalu mempertahankan keoriginalan, tapi hal ini tidak berlaku di Mini Cooper klasik," kata Achun Owen Ketua JMC kepada Kompas.com, Minggu (3/9/2023).
Achun mengatakan, jika di mobil lain mengecat ulang bodi atau mengganti suku cadang baru dapat membuat harga jatuh maka tidak berlaku di Mini Cooper klasik.
Meski kata dia memang ada untuk model tertentu yang punya nilai lebih jika dipertahankan kondisi asli.
"Iya kalau cat ulang jatuh tapi tidak di Mini. Di Mini pun ada kalau yang orisinil mahal contohnya MK1, tapi kebanyakan karena ini mobil Inggris yang perlu dilestarikan pastikan harus direstorasi," kata Achun.
"Kenapa karena tadi seperti disebutkan (saat ini ada) uji emisi harus benar, terutama bagian mesin harus diperbaharui. Karena bagi pecinta Mini Cooper klasik mobil harus jalan dan kuat," katanya.
"Karena JMC tahun lalu kami mengadakan tour ke Bromo dan Bali, dan tahun ini kami agendakan ke Lombok, Mandalika," kata Achun.
Achun mengatakan salah satu keunggulan main Mini Cooper ialah kemudahan mencari suku cadang. Beda dengan mobil lain yang mungkin sulit sehingga mesti mempertahankan kondisi original pabrikan.
"Untuk dapat suku cadang mudah, kita tinggal order ke mini spare di Inggris ma dua minggu dapat. Semua perintilan dari A-Z ada, mulai dari aksesoris sampai suku cadang, dari tahun tua dari 1959 sampai saat ini ada," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/04/114200515/pemain-mini-cooper-klasik-lebih-longgar-soal-pakem-orisinal