Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indonesia dan Thailand Paling Siap Menuju Era Kendaraan Listrik

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan modal ventura, East Venture, menilai bahwa Indonesia dan Thailand merupakan dua negara di Asia Tenggara (ASEAN) yang paling siap menuju era kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV).

Hal tersebut sejalan dengan ketersedian teknologi, ketersediaan regulasi insentif dan stimulus perpajakan, hingga kesiapan fasilitas pendukung berupa stasiun pengisian kendaraan listrik di masing-masing negara yang tengah diakselerasi.

Namun kondisi itu hanya bisa terjadi ketika Indonesia dan Thailand menjalin berkerja sama. Di mana Tanah Air mampu menyediakan bahan baku seperti baterai, sementara Thailand fokus pada produksi produknya.

"Jadi Indonesia bisa lebih fokus pada produk baterai dan kemudian mereka bisa terhubung ke Thailand untuk memproduksi kendaraan listriknya. Sebab Thailand memiliki pasar (produksi kendaraan) yang lebih besar," kata Operating Partner East Venture, David Fernando Audy di gelaran ASEAN BAC Indonesia's Summit yang disiarkan daring, Sabtu (2/9/2023).

Kolaborasi Indonesia dan Thailand dalam pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara dapat memenuhi ceruk pasar di Asia Tenggara.

Peluang monetisasi itu terlihat dari porsi penggunaan mobil listrik yang baru menyentuh 3 persen dari seluruh populasi mobil di Asia Tenggara.

"Jika kita berkolaborasi maka kita dapat menjadi pusat pertumbuhan kendaraan listrik global, " ujar Audy.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi, Nurul Ichwan, mengatakan bahwa Indonesia telah berniat menjadi produsen baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Salah satu contohnya adalah keberadaan pabrik baterai kendaraan listrik hasil kerja sama LG Energy Solution (LGES) dan Hyundai Group di Karawang, Jawa Barat.

Pabrik yang diberi nama ‘Proyek Omega’ itu bakal beroperasi pada Februari 2024 mendatang dengan memiliki kapasitas produksi produksi fase pertama sebesar 10 giga watt hour (GwH) dan sanggup menghasilkan lebih dari 160.000 unit baterai mobil listrik.

Adapun fasilitas produksi baterai kendaraan listrik itu memiliki nilai investasi sebesar 1,1 miliar dollar AS atau setara Rp 16,3 triliun untuk fase pertama.

"Implementasi paling awal yang akan kami lakukan adalah pada tahun 2024. Kami akan memproduksi sebagian komponen untuk baterai," ujar Nurul.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/03/182100315/indonesia-dan-thailand-paling-siap-menuju-era-kendaraan-listrik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke