JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks polusi udara saat tengah menjadi sorotan lantaran dinilai kian hari terus meningkat di Indonesia, terutama Jakarta.
Tak ayal permasalahan ini kerap dikaitkan dengan jumlah volume pengguna kendaraan bermotor yang tumbuh kian pesat setiap harinya.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan, saat ini kendaraan bermotor di Indonesia sudah dibuat berstandar Euro 4, namun bahan bakar minyak (BBM) yang dikonsumsi tidak sesuai dengan standar.
“BBM Euro 4 sudah tersedia di sebagian besar wilayah Indonesia. Produksi mobil di Indonesia juga hanya Euro 4. Tetapi masih banyak mobil-mobil Euro 4 memakai BBM Euro 2 atau Euro 3, sehingga polusinya lebih tinggi,” kata Jongkie saat dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (27/8/2023).
Sekedar informasi, kendaraan berstandar Euro 4 sendiri diklaim menjadi salah satu solusi untuk mengurangi polusi udara.
Sementara itu, bensin untuk kendaraan berstandar Euro 4 harus punya nilai oktan minimum RON 91 dan kadar sulfur maksimum 50 ppm.
Sedangkan untuk bahan bakar solar harus memiliki minimum Cetane Number 51 dan kadar sulfur maksimum 50 ppm agar cocok dengan standar Euro 4.
Sementara itu, menurut Jongkie sebaiknya BBM non Euro 4 hanya boleh dipakai untuk kendaraan yang juga non Euro 4 . Dengan upaya tersebut diharapkan akan menurunkan polusi.
“Mungkin saat ini yang penting adalah semua kendaraan bermotor yang diproduksi di Indonesia sudah Euro 4 dan diwajibkan juga memakai BBM Euro 4 agar tingkat polusi bisa turun,” kata Jongkie.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/27/144824115/kendaraan-euro-4-pakai-bbm-tidak-sesuai-standar-jadi-penyebab-polusi