Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar dari Peristiwa Truk Tangki Tabrak Karnaval Mojokerto

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Kecelakaan maut terjadi di Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), Kamis (24/8/2023).

Truk tangki bermuatan air tiba-tiba hilang kendali menabrak belasan orang dan dua kendaraan, yakni motor Honda Beat serta Toyota Avanza.

Berdasarkan keterangan saksi, kejadian terjadi secara tiba-tiba mengingat medan di sana merupakan jalanan menurun cukup panjang.

Sedangkan sopir truk tangki mengaku mengalami rem blong ketika truk memasuki turunan di lokasi kejadian. Kini sopir sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Wakapolres Mojokerto Kompol Afner Pangaribuan mengungkapkan, pengemudi truk itu menjadi tersangka atas dugaan kelalaian dalam berkendara di jalan raya.

Dia menjelaskan, penyidik telah melakukan pemeriksaan serta meningkatkan penanganan kasus itu ke tahap penyidikan. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan adanya unsur kelalaian sehingga penyidik menetapkan pengemudi truk tangki sebagai tersangka.

"Statusnya sudah kami naikkan sebagai tersangka saat ini. Pertimbangannya memang karena kelalaiannya," kata Afner dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Afner mengatakan, Anton yang mengemudikan truk tangki bermuatan air sebanyak 6.000 liter memiliki SIM B1 umum. Berdasarkan pemeriksaan, truk tangki yang menabrak penonton karnaval itu dinyatakan laik, dibuktikan dengan hasil uji KIR yang masih berlaku.

Namun, ungkap Afner, Anton diduga mengemudikan truk tanpa melakukan antisipasi saat melintas di jalan raya.

Dalam kesempatan terpisah, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan mengatakan, kemiringan medan jalan sangat menentukan kemampuan rem pada kendaraan berat seperti truk dan bus.

“Lebih dari 90 persen kecelakaan rem blong bus dan truk terjadi di jalan menurun, hal ini dipengaruhi oleh geometric jalan,” ucap Wildan, Senin (5/12/2022) dalam sebuah Webinar ‘Fenomena Rem Blong dan Fakta Kecelakaan Bus & Truk’ di ITS.

Wildan mengatakan kondisi jalan yang halus dan lebar menjadi semacam buah simalakama karena semakin bagus kondisi jalan tingkat kecelakaan semakin tinggi.

Pengemudi menjadi lebih leluasa untuk memacu kendaraan, sehingga prosedur yang benar saat melewati jalan menurun menjadi terabaikan, padahal rem blong terjadi tidak bisa terprediksi.

“Rem blong bisa terjadi secara tiba-tiba setelah rem utama digunakan cukup berat, panas akan terkalkulasi dan mencapai batasnya pada titik tertentu,” ucap Wildan.

Dia mengatakan bila pengemudi senantiasa waspada dan tidak melanggar prosedur yang sudah ada maka kecelakaan akan lebih bisa terhindari.

“Sebagian besar penyebab rem blong pada bus dan truk di jalan menurun karena pengemudi melanggar prosedur, bukan karena ada masalah pada sistem rem utama,” ucap Wildan.

Menurut Wildan, rem blong ini ada banyak macamnya yakni vapour lock, brake fading dan tekor angin. Semua itu bisa terjadi ketika rem utama dipaksakan beroperasi lebih dari kapasitasnya. Padahal, rem utama tidak disarankan digunakan ketika memasuki kawasan jalan menurun.

“Pahami prosedur melewati jalan menurun, pakai gigi rendah sebelum memasuki kawasan jalan menurun, ketika itu diterapkan maka kecelakaan akan lebih bisa terhindari,” ucap Wildan.

Menurut Wildan dengan mengandalkan gigi rendah dan fitur semacam exhaust brake maka kerja kampas rem akan lebih ringan sehingga rem tidak akan cepat mengalami panas. Terlebih lagi truk dan bus memiliki beban yang lebih berat dari kendaraan biasa.

Jadi, sebagai pengemudi tidak cukup hanya mahir saja tapi juga harus bisa memperhitungkan kemungkinan risiko yang terjadi di beberapa medan seperti jalan menurun di Pacet, Mojokerto.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/26/104200015/belajar-dari-peristiwa-truk-tangki-tabrak-karnaval-mojokerto

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke