JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah konsumen motor Honda merasa kurang puas setelah melihat tayangan video klarifikasi PT Astra Honda Motor (AHM) terkait fenomena rangka motor yang berkarat dan mengalami keropos.
Sejak diunggah pada Rabu (23/8/2023) sampai Jumat (25/8/2023) siang, video tersebut telah dikomentari 45.000 netizen. Mayoritas jengkel dengan apa yang disampaikan AHM tidak menjawab yang ditakutkan oleh konsumen selama ini.
Salah satunya, Tutur Handika asal Semarang, Jawa Tengah. Ia sampai mengembalikan unit Vario 160 yang baru saja dibelinya ke diler. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaannya terhadap produk Honda.
Selain Tutur, ketidakpuasan juga dirasakan konsumen Scoopy tahun 2013, yaitu Achmad Dwi dari Jember, Jawa Timur. Menurut dia, klarifikasi yang dibuat seperti orang yang lari dari tanggung jawab.
"Sama sekali tidak puas, dan klarifikasinya seakan-akan seperti orang yang ingin kabur dari tanggung jawab, jadi seadanya saja jawabnya. Enggak diberi keterangan dan penjelasan konkret, enggak puas sama sekali," kata Dwi.
Dwi mengaku jadi waswas dengan motor barunya karena merasa bahwa sekarang ada penurunan kualitas dari produk-produk Honda. Bahkan, kekhawatiran ini turut dirasakan teman-temannya yang juga baru mengambil unit skutik Honda.
Seperti diketahui, kasus rangka patah karena karat dan keropos belakangan banyak dialami konsumen. Hal ini bisa diketahui dari unggahan yang viral di media sosial.
Dari sekian produk Honda yang mengalami masalah, motor-motor dengan rangka Enhanced Smart Arcitecture Frame (eSAF) lebih sering muncul ke permukaan.
Sebagai informasi, eSAF merupakan teknologi rangka yang diluncurkan pada 2019. Pada mulanya, hanya Honda Genio yang mengusung rangka eSAF. Namun, kemudian Beat, Scoopy, sampai Vario 160 ikut memakai sasis tersebut.
Rangka eSAF
Bersamaan dengan peluncuran skutik Honda Genio pada tahun 2019, AHM mengenalkan teknologi rangka baru yang diberi nama Enhanced Smart Arcitecture Frame atau disingkat eSAF.
Saat peluncurannya, AHM menjelaskan bahwa rangka eSAF merupakan sasis baru yang diadopsi oleh skutik-skutik Honda. Honda Genio menjadi skutik pertama yang memakai teknologi sasis tersebut.
Makoto Dohi, Asistant Chief Engineer Department 2, Product Development Division #1 Honda R&D Co Ltd, dalam presentasinya mengatakan, ada tiga keunggulan rangka eSAF, yaitu cocok, ringan, dan gesit.
"Sasis lebih tahan dari defleksi (pembengkokan) saat dikendarai. Menghadirkan pengendalian yang lebih mudah, gesit dan juga kompak waktu dikendarai," kata Makoto Dohi saat peluncuran Honda Genio.
Melihat susunannya, rangka eSAF pada dasarnya mengadopsi teknologi ala sasis mobil. Di mana rangka jenis seperti ini biasa disebut monocoque chassis atau sasis monokok, yakni sasis yang juga berfungsi sebagai cangkang.
Paling terlihat yaitu bentuk rangka eSAF kini minim sambungan. Bentuk rangkanya juga tidak bulat seperti pipa, tapi dari pelat yang ditekuk dan dipres, kemudian dilas laser sehingga ada lipatan atau tulang di sisi-sisinya.
Selain itu, bentuk rangka eSAF juga lebih sederhana. Sekilas bentuknya betul-betul menyerupai sosok bebek atau angsa.
Sebab, rangkanya hanya terdiri dari rangka utama (underbone) dan tambahan dua tulang bagian belakang (subframe).
Dudukan baut-baut baik untuk mesin dan bodi juga lebih ringkas. Tak heran, rangka eSAF ini diklaim lebih ringan 8 persen ketimbang sasis lama seperti yang dipakai BeAT, tetapi di saat bersamaan juga disebut lebih kaku dan kuat.
Klarifikasi AHM
AHM pun melakukan klarifikasi terkait kasus rangka motor yang dibilang berkarat dan rawan patah. Disebutkan bahwa warna kuning di bagian rangka motor yang baru keluar diler bukanlah karat, melainkan silikat.
Namun, sebenarnya masalah yang ramai diperbincangkan bukan cuma soal karat, melainkan juga soal rangka yang muda patah.
Apalagi, di media sosial berkeliaran video berisi skutik Honda yang mengalami patah rangka saat sedang digunakan.
Ahmad Muhibuddin, General Manager Corporate Communication AHM, mengatakan, berdasarkan temuan tim, rangka skutik yang diklaim patah sedang dicek dan langsung ditangani.
"Kami sedang mengecek untuk mengetahui penyebabnya case by case (satu per satu). Kami sudah mendata dan menangani konsumen yang mengeluhkan masalah tersebut, meski belum semuanya terdata," ucap Muhib pada saat klarifikasi di Plant AHM Karawang, Rabu (23/8/2023).
Muhib menjelaskan, agar konsumen merasa aman dan nyaman, bagi yang mengalami masalah tersebut, baik berkarat maupun rangka patah, disarankan buat menghubungi bengkel resmi terdekat.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul dari masalah ini," kata dia.
Muhib juga mengatakan, pemilik sepeda motor baru tidak perlu khawatir apabila melihat bercak tersebut pada rangka eSAF.
"Pemilik sepeda motor baru tidak perlu khawatir karena tidak berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan berkendara," ujar Muhib.
Menurut dia, bercak kuning pada motor baru sebenarnya bukan karat, melainkan lapisan silikat yang diklaim tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keropos.
“Lapisan ini berfungsi melapisi hasil pengelasan sehingga membantu mencegah terjadi oksidasi atau karat,” ucap Muhib.
“Dalam proses produksi, ini sesuatu yang normal dan tidak berbahaya. Pemilik sepeda motor baru tidak perlu khawatir karena tidak berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan berkendara,” kata dia.
Tujuan penghematan
Syoni Soepriyanto, Guru Besar Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB), ikut menyoroti fenomena rangka motor berkarat dan keropos, seperti yang dialami pada motor-motor Honda.
Ia menjelaskan, penyebab rangka keropos bisa beragam, dari terkena udara, air laut, sampai sering menanggung beban yang berat. Tapi satu yang perlu diingat, korosi membuat struktur di sekitarnya menjadi getas dan mudah patah.
“Dugaan awal, itu karena coating yang tidak sempurna. Mungkin spray-nya ada yang enggak menempel pada titik-titik tertentu yang mungkin licin. Itu menyebabkan ekspos ke udara yang menyebabkan terjadinya reaksi permukaan,” ujar Syoni, kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2023).
“Lebih jauh lagi, kemungkinan jenis bajanya yang tidak cocok. Jenis bajanya terlalu banyak karbon. Memang jenis baja karbon itu mudah retak, mudah getas. Harusnya ada alloying-nya, ada penambahan unsur lain,” kata dia.
Pemilihan jenis baja ini menjadi indikasi bahwa pabrikan berusaha menghemat ongkos produksi, yang justru mengorbankan konsumen.
“Iya akhirnya ke situ (untuk pengurangan biaya) memang. Mungkin karena jumlah yang dibuat banyak sekali. Tidak hanya cost lebih mahal, tapi juga fasilitas pabrik peleburan untuk membuat yang lebih canggih masih jarang,” ucap Syoni.
Dalam hal ini, menurutnya konsep TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) turut membuat pabrikan harus memilih komponen yang tersedia secara lokal.
“Konsep TKDN tidak sepenuhnya bisa dipenuhi dari dalam negeri, sebetulnya begitu. Karena beberapa memerlukan persyaratan kekuatan, ketahanan korosi yang cukup. Akhirnya mereka menurunkan spek yang ada saja,” kata Syoni.
“Apalagi industri karoseri dan industri manufaktur mungkin jarang ada yang tahu tentang logam. Harusnya ada ahli metalurgi di situ, untuk memberi pertimbangan-pertimbangan sesuai persyaratan yang ditetapkan,” ujar dia.
Astra Honda Motor (AHM) harus bertindak cepat menangani kasus rangka eSAF yang sedang mencuat tersebut. Ini tentunya bertujuan sebagai bentuk tanggung jawab produsen, dan melindungi konsumen dari risiko-risiko lain terkait keselamatan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/25/132100115/balada-rangka-esaf-honda-demi-cuan-justru-meresahkan