Arief Syarifuddin, Marketing and PR Director of MG Motor Indonesia, mengatakan 60 persen fasilitas tersebut akan digunakan untuk jalur produksi mobil listrik.
"Pada saat bicara (mesin) kombusi dan elektrik, walaupun tetap ada di kombusi (internal combustion engine/ICE) tapi fokusnya MG ialah elektrik. Jadi saya bisa katakan 60 persen fokusnya adalah elektrik dan selebihnya kombusi," kata Arief yang ditemui belum lama ini di Tangerang.
Artinya jika kapasitas produksi bisa mencapai 100.000 unit per tahun maka 60 persen atau sekitar 60.000 unit mobil yang diproduksi ialah mobil listrik.
Angka tersebut cukup besar sebab sebetulnya penyerapan mobil listrik alias BEV tahun lalu di Indonesia cuma 11.000-an unit.
Di satu sisi para pabrikan lain sebetulnya tidak hanya fokus pada mobil listrik tapi juga jenis yang lain. Toyota contohnya tetap menawarkan jajaran mobil hybrid termasuk PHEV, atau sesama jenama asal China, Wuling yang juga punya varian hybrid.
MG sendiri punya mobil hybrid yang dijual secara global, yaitu MG HS Hybrid.
Namun Arief memastikan bahwa pihaknya tetap pada rencana awal yaitu fokus penetrasi mobil listrik, bukan yang lain.
"Tegas saya sampaikan ya MG punya beberapa portofolio produk BEV, HEV kemudian kombusi," kata Arief.
"Tapi untuk Indonesia saat ini saya tegaskan kombusi pasti tapi untuk EV kita lakukan untuk produksi apakah ada hybrid ke depan secara forecast sampai dengan saat ini belum masuk ke dalam part planning kita karena kita langsung berkonsentrasi kepada EV," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/19/160100215/mg-serius-penetrasi-mobil-listrik-bukan-hybrid