JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena anak kecil main sepeda listrik di zaman sekarang tidak bisa disamakan dengan main sepeda biasa. Saat mengendarai sepeda listrik, risiko bahayanya akan jauh lebih tinggi.
Rio Octaviano, Badan Kehormatan Road Safety Association (RSA) Indonesia, mengatakan, membandingkan main sepeda listrik dengan sepeda kayuh merupakan hal yang bukan apple to apple, tidak sama.
"Pertama, sepeda listrik didesain punya kecepatan (akselerasi) yang berbeda dari sepeda genjot (kayuh)," kata Rio kepada Kompas.com, Jumat (28/7/2023).
Rio menjelaskan, kalau pakai sepeda kayuh, akselerasi dari diam sampai 10 kpj butuh usaha. Namun, untuk sepeda listrik, usaha tadi diganti oleh putaran gas saja, dibantu dinamo.
"Kalau kita genjot kan ada usaha, ada fisik yang bergerak. Jadi kalau jarak jauh pakai sepeda ada usahanya, bisa dipikir-pikir," ucap Rio.
Beda dari sepeda listrik, Rio bilang kalau hal tersebut effortless atau tanpa usaha yang berarti. Anak kecil tinggal bejek saja gas, lalu sepeda akan jalan.
"Analoginya seperti motor manual dan matik, sama-sama motor, tapi enakan mana? Manual harus ganti gigi, tarik kopling, matik enak tangan aja, mau pelan tinggal ikuti," ucap Rio.
Melihat hal tersebut, makanya bawa sepeda listrik, apalagi oleh anak-anak lebih bahaya daripada dia bermain sepeda kayuh. Pengawasan orangtua berperan penting di sini, jangan sampai anak bebas masuk ke jalan raya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/07/28/130701015/sepeda-listrik-berbeda-dari-sepeda-gowes-berbahaya-saat-dibawa-anak-anak