JAKARTA, KOMPAS.com - Popularitas sepeda motor listrik saat ini sedang meningkat, seiring dengan pemerintah yang gencar merilis sejumlah program subsidi bagi konsumen.
Hanya saja, harga motor-motor listrik lansiran terbaru dirasa masih cukup mahal. Bantuan subsidi kendaraan listrik pun belum sepenuhnya merata, dan hanya bisa dinikmati segelintir masyarakat.
Oleh karenanya, motor listrik bekas bisa menjadi alternatif menarik, karena harganya sudah turun dan boleh jadi cukup ramah di kantong.
Bagi konsumen yang hendak membeli sepeda motor listrik bekas, ada sejumlah tips memilih supaya tidak apes.
“Cuma harus hati-hati saat beli motor listrik seken, jangan sampai beli kucing dalam karung (tertipu),” ucap Adyta Muhammad Sina, pemilik bengkel spesialis motor listrik EVCentrum kepada Kompas.com, Rabu (19/7/2023).
Adyta membagikan sebuah rumus pemeriksaan mudah yang bisa dilakukan oleh para calon pembeli, yakni menggunakan hitungan odometer dengan daya jelajah,
“Tips ini tidak rumit, asalkan tekniknya sudah diketahui. Cuma hitung-hitungan sedikit saja,” ujarnya.
Sama seperti membeli kendaraan lainnya, odometer alias jarak tempuh total juga jadi pertimbangan utama saat hendak membeli motor listrik bekas.
Adyta menjelaskan, hitungan odometer pada motor listrik sangatlah penting, karena bisa menentukan kualitas baterai dan sebagus apa kondisinya.
“Untuk tahap ini, konsumen juga wajib tahu spesifikasi bawaan dari motor listrik bekas yang hendak dibeli, dan yang terpenting, daya jelajahnya. Nanti data itu akan kita kalkulasikan, dan ketemulah battery cycle (siklus baterai)” kata dia.
Angka odometer pada motor listrik akan dibagi dengan daya jelajah maksimal, barulah bisa ditemukan nilai siklus baterai.
Siklus baterai bisa dianggap sebagai patokan kesehatan baterai. Logikanya, semakin tinggi nilai siklus, semakin rendah kesehatannya.
Adyta mencontohkan, semisal konsumen membeli motor listrik bekas dengan spesifikasi daya jelajah sejauh 50 kilometer, dan angka odometer sudah menyentuh 100.000 kilometer. Artinya, siklus baterainya bernilai 2.000.
“Kalau siklusnya sudah di atas 2.000, ini sedikit riskan. Karena kesehatan baterainya sudah lumayan menurun,” ucapnya.
Tingginya nilai siklus baterai akan mempengaruhi kualitas pengisian dan pengeluaran daya yang digunakan motor listrik.
Analogi mudah yang bisa digunakan adalah seperti battery health pada smartphone. Semakin sering digunakan, kualitas baterainya akan menurun.
“Ujung-ujungnya nanti (baterai) ngecasnya lama, dan habisnya cepat. Permasalahannya kan di sini, karena baterai itu nyawanya motor listrik,” ucap Adyta.
Jadi bagi para konsumen yang hendak membeli motor listrik, tips ini bisa digunakan untuk menentukan kualitas baterai. Pastikan mengikuti urutannya supaya tidak keliru memilih.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/07/20/071200015/tips-aman-beli-motor-listrik-bekas-pakai-rumus-hitungan-odometer