JAKARTA, KOMPAS.com - Kembali hadir di pasar otomotif Tanah Air, generasi baru Suzuki Grand Vitara membawa banyak perubahan dari versi lawasnya.
Secara desain, visual keseluruhan tak lagi menampilkan kesan kotak. Sudut-sudutnya dibuat lebih halus tanpa meninggalkan kesan gagah dari sebuah sport utility vehicle (SUV).
Tampilan sporty dipadukan dengan dimensi bodi yang ringkas. Pada bagian depan, model gril dibuat lebar dibalut kromium sebagai pemanis berpadu dengan kelir piano black.
Nuansa modern digambarkan dari penempatan lampu utama yang kini berada pada bagian bumper. Sementara di atasnya, terdapat LED dengan desain tiga titik yang menghiasi bagian kiri-kanan sebagai DRL.
Tak hanya eksterior, transformasi interior juga sangat total yang didominasi warna gelap dan permainan kelir silver pada beberapa bagian. Dasbor dibuat datar, sementara desain pilar A dirancang memberikan visibilitas depan yang maksimal.
Pada bagian tengah, head unit model floating berdimensi 9 inch menjadi pusat perhatian. Selain sebagai sistem audio yang bisa terkoneksi dengan ponsel, pengendara juga dapat memantau informasi kerja Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS).
Sekilas, mungkin tampilan dasbor terlihat konvensional, tapi upaya Suzuki untuk memberikan kenyamanan dihadirkan dengan sajian desain yang ergonomis melalui tata letak fitur yang mudah digapai.
Menariknya, meski punya dimensi yang ringkas, tapi soal kelapangan kabin baik untuk ruang kepala dan kaki masih cukup nyaman untuk orang dewasa dengan tinggi badan sekitar 175 cm. Tak hanya pada baris pertama, ini juga berlaku di baris kedua.
Soal sensasi berkendara, mesin baru K15C Dual Jet yang digunakan generasi baru Grand Vitara memang cenderung lebih lebih mengejar sisi efisiensi dibanding tenaga dan torsi yang instan.
Berdasarkan data, mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga 103,2 Ps atau 101,7 Tk pada 6.000 rpm dan torsi 136,8 Nm pada putaran 4.400 rpm.
Putaran bawahnya tak begitu agresif, beda dengan tarikan atasnya yang terasa lebih berisi. Dari pengujian menggunakan race logic, untuk menempuh kecepatan 0-100 kilometer per jam (kpj) membutuhkan waktu kurang lebih 16 detik.
Hal ini cukup wajar, mengingat teknolgi hybrid tanpa motor listrik yang digunakan memang tak memberikan pengaruh besar. Apalagi mesin pun tak dilengkapi dengan perangkat turbo.
Terkait konsumsi bahan bakar, selama pengetesan beberapa hari di dalam kota tanpa melewati tol hingga 67,7 kilometer (km), dari informasi MID menunjukkan angka 16 kpl.
Artinya, satu liter bensin yang digunakan rata-rata bisa mengantarkan Grand Vitara menempuh jarak hingga 16 km. Masih tergolong irit untuk sebuah SUV.
Sedangkan yang penasaran dengan biaya kepemilikan atau servis bekala hingga 100.000 km, dari data PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang redaksi dapat, totalnya mencapai Rp 10.589.750.
Hitungannya, pada servis perdana 1.000 km tak ada biaya yang dikeluarkan. Lalu pada 10.000 km, pemilik harus mengeluarkan dana sebesar Rp 414.100 untuk pergantian suku cadang dan oli mesin.
Biaya yang sama juga terjadi pada perawatan berkala 20.000 dan 30.000 km. Sementara pada 40.000 km, dana yang harus dikeluarkan naik menjadi Rp 911.350, untuk pergantian parts, oli mesin, serta biaya jasa Rp 194.250.
Masuk ke 50.000 km, untuk jasa kembali gratis dan biaya servis sama dengan 10.000 km. Pada 60.000 km jumlah yang harus ditanggung untuk servis rutin menjadi Rp 1.555.575 karena tak ada lagi gratis jasa.
Sementara untuk servis berkala 70.000 km sebesar Rp 691.600, dan menjadi Rp 1.632.850.000 pada 80.000 km.
Menyentuh 90.000 km, biaya perawatan berkala sama seperti di 70.000 km, dan naik signifikan saat masuk 100.000 km yang menjadi Rp 3.450.375.
Untukpajak pemilik kendaraan pertama, besaran yang jadi tanggungan konsumen tiap tahun sebesar Rp 5.712.000 untuk Grand Vitara tipe GL, dan Rp 6.111.000 untuk yang GX.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/07/19/113100915/kupas-lengkap-suzuki-grand-vitara-desain-sampai-biaya-kepemilikan