JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar video di media sosial yang memperlihatkan dua mobil saling pepet di jalan raya.
Video tersebut diunggah oleh akun Tiktok bernama Palembang Coret, Minggu (16/7/2023). Dalam rekaman itu, terlihat mobil Honda Brio yang berkendara tepat di belakang SUV berwarna hitam.
Beberapa kali Brio berwarna kuning terlihat melakukan manuver agresif untuk mendahului SUV tersebut, namun jalannya langsung dihalangi oleh mobil SUV hitam.
Dalam tayangan itu juga terlihat mobil perekam yang hendak mendahului kedua mobil tersebut dari jalur kiri. Namun, pada saat yang bersamaan Honda Brio justru melakukan manuver agresif ke kiri diikuti oleh SUV hitam. Akibat aksi tersebut mobil perekam pun membunyikan klakson panjang sebagai bentuk peringatan.
Hingga akhir video, kedua mobil tersebut masih terlibat konflik. Brio terlihat masih memepet SUV dari belakang, dan SUV tersebut tetap tidak mau memberi jalan.
Belum diketahui apa yang menjadi penyebab insiden tersebut hingga membuat kedua pengendara itu mengemudi dengan sangat agresif di jalan raya.
Berkaca dari kejadian ini, ada baiknya pengendara mengontrol emosi di jalan raya agar terhindar dari konflik serupa.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, setiap langkah dalam berkendara pasti ada yang harus dipertanggung jawabkan.
“Saat mengemudi dengan emosi maka akan ada akibatnya, ditambah dengan skill yang terbatas akan menimbulkan korban yang bisa cedera atau hilang nyawa. Mereka tidak bisa milih-milih,” kata Sony.
Sony menambahkan, pengendara sebaiknya menghindari situasi yang dapat menimbulkan emosi di jalan raya. Mengemudikan kendaraan tidak hanya sehat secara fisik, tapi juga mental karena menghadapi lingkungan, provokasi, dan gangguan yang datang dari luar kendaraan.
“Emosi adalah hal yang wajar pada manusia. Namun, bedanya ada pada hasil emosi yang dihasilkan. Harus terkontrol dan sesuai aturan. Pertimbangkan bila melakukan tindakan agresif, apa akibatnya bila berurusan dengan hukum,” kata dia.
Kemudian sikap lainnya adalah menghargai pengguna jalan lain, siapa saja, termasuk petugas di jalan raya atau bahkan dengan orang yang dianggap mengemudikan kendaraan secara agresif.
“Berkendara secara defensif. Seperti sejak awal tidak melanggar peraturan lalu lintas, mau mengalah dengan pengguna jalan lainnya. Jika bertemu dengan pengendara yang sedang agresif, berpikir positif saja, mungkin dia sedang buru-buru ada urusan penting yang tidak bisa dikompromikan. Segera beri jalan, atau menjauh,” ucap Sony.
Menurut Sony, tidak ada untungnya bila emosi dibiarkan meluap. Banyak konsekuensi yang akan dihadapi baik secara hukum maupun sosial.
“Terakhir, untuk menghindari terjadi masalah, rencanakan perjalanan dengan matang. Pikirkan rute yang dilewati, kondisi jalan, lalu lintas. Ini bisa mengurangi kena masalah di jalan,” kata Sony.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/07/18/063300615/dua-mobil-saling-pepet-di-jalan-ingat-kelola-emosi-saat-berkendara