JAKARTA, KOMPAS.com - Kebanyakan motor baru yang ada di pasaran sudah memakai ban tubeless. Namun, uniknya, penjualan ban dalam masih baik sampai sekarang, tidak terpengaruh adanya ban tubeless.
Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen IRC Tire, belum lama ini melakukan survei ke bengkel ban pinggir jalan sekitar Jabodetabek karena ini fenomena yang cukup aneh.
Kalau kondisi normal, semakin banyak ban motor yang tubeless, tentu lama-lama penjualan ban dalam jadi berkurang.
"Saya survei ke 30-40 toko yang jualan ban dalam, ada beberapa fenomena. Kenapa orang pakai ban dalam ada beberapa faktor, ada yang pakai tubeless, terus pakai ban dalam lagi," ucap Dodiyanto kepada Kompas.com, Sabtu (24/6/2023).
Faktor pertama, masih ada pengguna motor dengan pelek jari-jari yang mau memakai ban tubeless. Pilihan ban tubeless punya tampilan alur yang lebih menarik, tetapi karena pelek jari-jari, makanya perlu pakai ban dalam.
"Kedua, kita sering bocor ban, ditambal, sehingga di bibir pelek sering lecet. Dari lecet itu akhirnya keluar angin dikit-dikit, seminggu kempis, dua minggu kempis, sedangkan itu pelek tubeless, makanya diakali pakai ban dalam," ucapnya.
Ketiga, ada juga pengendara motor yang baru beli ban tetapi apes, sudah kena paku beberapa kali. Mengingat bannyak masih bagus, alurnya masih dalam, maka kalau masih mau dipakai harus dipasang ban dalam.
"Ini banyak sekali ditemukan, karena di wilayah Jakarta ada juga yang banyak ranjau (paku), jadi sering kena pecah ban," kata Dodiyanto.
Terakhir, pemakaian ban dalam biasa diakali bagi pengguna ban tubeless yang sudah tipis. Jadi, ada tambahan ban di dalam, membuatnya bisa dipakai untuk beberapa lama.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/24/154200715/ban-dalam-motor-ternyata-masih-dicari-kerap-jadi-akal-akalan