JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) optimis bahwa Indonesia nanti bisa memiliki industri kendaraan bermotor listrik yang sangat besar. Hal ini seiring hadirnya beragam dukungan bahan baku mineral yang melimpah di Tanah Air.
Proyeksinya, jika Indonesia terus maju dengan berbagai kebijakan yang sudah dibuat dan disetujui, harapan tersebut bisa tercipta pada periode 2027-2028 mendatang.
Oleh karenanya, ia meminta supaya Indonesia tidak takut apabila digugat oleh negara lain atas kebijakan larangan ekspor bahan mentah. Sebab, apabila RI langsung takut maka optimisme tersebut tidak akan pernah jadi kenyataan.
Diketahui, Indonesia digugat Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas kebijakan larangan ekspor bijih nikel. Tentu, Indonesia langsung melakukan pembelaan.
Namun, pada Oktober 2022 lalu Indonesia telah dinyatakan kalah oleh WTO. Presiden pun meminta agar terus melakukan banding terhadap gugatan tersebut.
"Bayangkan kita punya industri mobil listrik gede banget, itu kan baru digugat awal. Menyiapkan industri prekursor, industri ekspor, EV (electric vehicle)-nya, lithium baterainya, kan baru kita siapin. Mungkin selesai 2027, Insyaallah 2028," kata dia dilansir Antara, Minggu (18/6/2023).
Meski demikian, pihaknya memang harus betul-betul memeriksa progres pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri. Jangan sampai, lanjutnya, investor hanya berjanji tapi tidak direalisasikan.
"Tapi memang harus dicek betul itu, berapa bulan ada perkembangan ada progresnya nggak," ucapnya.
Jokowi mengatakan, proyek ini harus benar-benar diawasi agar jangan sampai kasus proyek pembangunan smelter yang dulu sempat dijanjikan PT Freeport Indonesia terulang kembali.
"Dulu Freeport janji 30 tahun yang lalu sampai sekarang, smelter jadi aja tidak. Karena memang seger diekspor mentahan, padahal di situ ada emasnya bukan hanya tembaga saja," ujarnya.
Apabila pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) milik Freeport di Gresik, Jawa Timur rampung, lanjut Jokowi maka dapat diketahui nanti berapa besaran produksi emas maupun tembaga.
"Dulu 50 tahun kita hanya 9 persen. Ngomong bukan pemilik, kita sekarang 51 persen, kita cek kemarin pendapatan berapa sih untuk 51 persen. Ternyata 70 persen pendapatan dari Freeport itu masuk ke kas negara," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/19/150100715/jokowi-optimis-indonesia-bisa-punya-industri-kendaraan-listrik-besar