JAKARTA, KOMPAS.com - Membawa barang di atap mobil menjadi masih menjadi salah satu pemandangan yang umum, terutama selama musim mudik lebaran. Hal ini biasanya dilakukan untuk menyiasati keterbatasan bagasi dan kabin.
Seperti contoh video dalam akun Instagram @dashcamindonesia, Kamis (16/9/2023). Dalam tayangan tersebut, terlihat mobil Toyota Avanza yang membawa barang cukup besar di atap mobil dengan ditutup terpal dan diikat dengan tali.
Perilaku ini tentu saja berbahaya, sebab ada potensi barang bisa terjatuh hingga membahayakan pengemudi lainnya.
Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, perilaku tersebut merupakan tindakan asal-asalan dan dapat membahayakan.
“Sebenarnya tidak disarankan ya, karena itu membahayakan,” kata Marcell.
Ada beberapa risiko yang akan ditimbulkan dengan membawa barang bawaan di atap mobil. Pertama, keseimbangan mobil akan berubah karena center of gravity juga berubah.
Selain itu, ada kemungkinan barang bawaan jatuh dan mencelakai pengguna jalan lainnya. Untuk itu, Marcell menyarankan, jika membawa barang banyak lebih baik ditaruh di dalam mobil saja.
“Lebih baik terpisah dengan penumpang dan terikat baik sehingga bila terjadi kecelakaan atau terguling, barang bawaan tidak membahayakan bagi penumpang,” kata Marcell.
Hal senada juga diungkapkan oleh Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). Menurutnya, membawa barang bawaan sembarang di atap bisa meningkatkan potensi kecelakaan lalu lintas.
“Sebisa mungkin tidak menaruh barang bawaan di atap, bila memang sudah tidak muat jangan paksa dibawa. Utamakan keselamatan dalam berkendara itu jadi prioritas utama,” kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/16/180100615/masih-banyak-pengemudi-yang-nekat-bawa-barang-bawaan-di-atap-mobil