JAKARTA, KOMPAS.com – Suzuki merupakan salah satu merek otomotif besar di Indonesia. Tercatat, motor Suzuki sudah mengaspal lebih dari 50 tahun dan bersaing dengan Honda, Yamaha, hingga Kawasaki.
Produk-produknya pun sudah melegenda dan jadi pilihan penggemar otomotif. Mulai Suzuki Satria, Suzuki Shogun, Suzuki TS, hingga yang paling baru Suzuki GSX-R dan lainnya.
Meski begitu, saat ini Suzuki dinilai lambat melakukan inovasi dan pengembangan produk. Tak heran Suzuki mulai kehilangan pamor dibandingkan Honda dan Yamaha.
Soebronto Laras, Founder dan Komisaris Indomobil Group, mengatakan, ada beberapa alasan mengapa penjualan motor Suzuki kurang bergairah.
“Karena kita satu-satunya pabrikan yang mobil dan motor jadi satu, kita prioritaskan ke mobil dulu karena investasinya gede,” ujar Soebronto di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
“Kalau lihat kapasitas prioritasnya mana? Kita sebagai pengusaha harus lihat dari situ,” kata dia.
Seperti diketahui, penjualan motor Suzuki tampak kurang maksimal dalam beberapa tahun terakhir. Diler-diler motor Suzuki pun sudah banyak yang tutup atau beralih fungsi.
Produk Suzuki Satria F150 misalnya, sejak meluncur pada 2016, sampai saat ini tidak mengalami ubahan berarti. Suzuki hanya mengandalkan striping baru sebagai penyegaran tiap tahun.
Walau demikian, Soebronto mengatakan, masih ada keinginan pihaknya untuk menyediakan motor yang tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Oh enggak (berhenti), kita tunggu saja karena kita juga sudah punya pabrik motornya. Bebek, motor sport, kita sudah bikin dan plastiknya bikin di sini. Tinggal kita mau berubah enggak, nah sekarang kita amankan dulu yang gede kan itu,” ucap Soebronto.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/16/110200615/soebronto-laras-ungkap-alasan-penjualan-motor-suzuki-kurang-bergairah