Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hasil Investigasi KNKT soal Rem Tangan Bus yang Masuk Sungai di Guci Tegal

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap fakta bahwa rem parkir bus Duta Wisata yang meluncur ke sungai saat diparkir di kawasan objek wisata Guci, Tegal, berfungsi dengan baik.

Namun uniknya, dalam rekaman video terlihat jelas bahwa roda bus berputar saat sedang meluncur sebelum kendaraan tersebut sempat berhenti dan terguling. Kejadian itu tentu menyita perhatian masyarakat.

Banyak masyarakat yang menilai bahwa telah terjadi kekeliruan dari keterangan KNKT terkait fenomena tersebut. Seharusnya, bila rem bus benar-benar berfungsi dengan baik, roda tidak akan bisa berputar, tetapi terkunci.

Lantas, bagaimana bisa saat meluncur roda bus berputar tapi pas diangkat dalam proses evakuasi terlihat roda bus terkunci?

Investigator Senior KNKT Achmad Wildan mengatakan, kondisi tersebut bisa terjadi lantaran prinsip kerja rem parkir pada bus tersebut berbeda dari rem parkir mobil-mobil kecil.

Jika pada mobil-mobil kecil, ketika tuas rem parkir ditarik maka kabel rem akan secara langsung menggerakkan kampas rem. Sehingga, semakin kuat tuas ditarik maka akan semakin kuat gaya pengeremannya.

Dengan kata lain, bila tuas rem parkir ditarik tidak terlalu kuat maka pengereman akan terjadi tidak maksimal dan bisa menyebabkan mobil melaju ketika parkir di jalan tidak rata seperti yang terjadi pada bus tersebut.

“Mekanisme rem parkir bus tidak langsung dihubungkan oleh kabel, ketika tuas rem parkir bus ditarik, itu sama saja sedang terjadi proses pengosongan udara bertekanan di brake chamber sehingga spring atau pegas akan mendorong kampas menyentuh tromol,” ucap Wildan kepada Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

Menurut Wildan, kemampuan pegas ini terbatas, maksimal hanya mampu menahan 18 persen dari berat muatan sesuai daya angkutnya. Berbeda dengan gaya pengereman menggunakan pedal rem utama.

“Kendaraan dengan sistem rem full air brake seperti bus yang kecelakaan ini, ketika pedal rem utama diinjak maka keempat roda menerima gaya pengereman dari tenaga pneumatic, jadi sangat kuat dan bisa menghentikan roda pada kemiringan yang curam sekalipun,” ucap Wildan.

Sehingga wajar saja jika roda bus masih berputar ketika meluncur, karena bukan rem utama yang bekerja. Beban bus ditambah kemiringan tanah akan memperbesar gaya dorong yang akan melawan gaya pengereman dari pegas yang kemampuannya terbatas. Meski sebenarnya rem parkir pada saat itu tetap menekan kampas rem untuk menahan laju roda.

Kejadian tersebut sama halnya ketika tuas rem parkir pada mobil kecil ditarik tidak maksimal. Meski ada gaya pengereman yang menahan laju roda, tapi karena gaya pengereman lebih kecil dari gaya dorongnya maka mobil tetap nyelonong.

Sedangkan yang terjadi pada bus Duta Wisata di Guci itu, gaya pengereman hanya mengandalkan pegas yang kemampuannya secara teknis memang terbatas, yaitu hanya 18 persen dari berat muatan.

Gaya pengereman tersebut lah yang akan menahan gaya dorong dari berat bus ditambah kemiringan tanah. Rem akan semakin tidak berdaya lagi ketika kondisi pegas sudah lemah, maka dipastikan fungsi rem parkir tidak akan mampu menahan laju roda.

Temuan di lapangan, roda bus saat dievakuasi masih dalam kondisi terkunci, menurut Wildan. Menindaklanjuti temuan itu, KNKT masih akan mengukur kemampuan rem tangan tersebut dalam menahan beban bus. Pengukuran ini akan dilakukan di Laboratorium Hino.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/11/071200715/hasil-investigasi-knkt-soal-rem-tangan-bus-yang-masuk-sungai-di-guci-tegal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke