Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kecelakaan Fatal Gran Max di Cipali, Jumlah Penumpang Overload

JAKARTA, KOMPAS.com - Daihatsu Gran Max mengalami kecelakaan tunggal di KM 153 ruas Tol Cipali wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Selasa (25/4/2023) sekitar pukul 10.45 WIB.

Kecelakaan fatal terjadi di lajur kanan one way atau jalur A dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta sekitar pukul 10.45 WIB. Dari 12 penumpang, 3 orang dilaporkan tewas dan 2 di antaranya adalah balita.

Kapolres Majalengka AKBP Indra Novianto, mengatakan, hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) mobil berpenumpang 12 orang itu sempat menghindari lubang di bahu jalan sebelum kecelakaan.

"Kronologisnya mobil tersebut menghindari lubang kecil. Kemudian (mobil) membanting ke kanan karena di kiri ada mobil yang lain sehingga memasuki row atau parit," kata Indra, dilansir dari Kompas.com, Rabu (26/4/2023).

Menelisik kejadian tersebut maka ada dua faktor penyebab yang disoroti, pertama ialah kapasitas penumpang dan kedua ialah cara mengindari lubang di jalan tol dalam kecepatan tinggi.

Untuk diketahui, Grand Max memiliki dimensi panjang 4.045 mm, lebar 1.665 mm dan tinggi 1.900 mm. Dengan model bodi wagon, mobil dengan jumlah lima pintu ini bisa membawa 9 penumpang.

Sehingga di atas kertas jumlah 12 penumpang terlalu banyak untuk satu mobil. Untuk diingat jumlah 9 penumpang tersebut merupakan angka ideal maksimum penumpang.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, membawa barang atau muatan atau penumpang memang ada aturannya. Jadi, jangan anggap remeh hal tersebut.

“Ketika tidak sesuai aturan, maka ban, suspensi, driver, struktur kendaraan akan bekerja diluar kemampuan dan akhirnya justru berujung celaka,” ujar Sony kepada Kompas.com belum lama ini.

Sony menambahkan, kendaraan yang muatannya berlebih sangat membahayakan. Sebab jika overloading, kendaraan akan mudah oleng dan terbalik karena suspensi dan ban sudah tidak mampu memberikan data dukung optimal.

Kedua mengenai hilang kendali karena menghindari lubang di jalan tol.

Memang bisa dibilang beberapa ruas jalan tol di Indonesia ada saja yang masih berlubang dan bisa berbahaya. Sekalipun harus melibas lubang yang ada di tol, risikonya juga cukup besar, seperti pelek peang atau ban meledak.

Lantas apa yang harus dilakukan pengemudi saat melihat lubang yang ada di jalan tol?

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, sebenarnya saat mengemudi di jalan tol, ada cara preventif untuk menghindari lubang, yakni punya visibilitas yang jauh ke depan.

“Jadi pelihara jarak pandang sejauh mata memandang. Kemudian jangan sekadar melihat, tapi memahami apa yang terlihat,” ucap Jusri kepada Kompas.com, belum lama ini.

Jika pengemudi menjaga jarak ke depan dengan baik, tentu lubang yang ukurannya besar bisa terlihat. Kemudian untuk memahami apa yang dilihat, pengemudi bisa berpikir apa cara terbaik untuk melewati lubang tersebut, bisa dengan menghindar, menerabas, atau mengurangi kecepatan.

“Jika terpaksa menghindari lubang tersebut, hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengecek spion. Karena ada bahaya lain dari samping dan belakang kita yang tidak bisa diketahui kalau tidak lihat spion,” kata Jusri.

Kalau tidak bisa menghindar, cek dahulu lubangnya. Kalau kecil lubangnya, tidak perlu kurangi kecepatan karena bisa menambah benturan yang terasa. Jadi sebaiknya mempertahankan kecepatan mobil agar roda depan tidak mengalami absorbsi yang besar.

“Karena jika mengurangi kecepatan, berat mobil akan berpindah ke depan, sehingga benturannya saat menubruk lubang menjadi besar,” kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/26/082200615/kecelakaan-fatal-gran-max-di-cipali-jumlah-penumpang-overload

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke