JAKARTA,KOMPAS.com - Tradisi mudik Lebaran di Indonesia sudah dimulai. Tahun ini, pemerintah memprediksi 123,8 juta orang akan pulang ke kampung halaman. Sebagian besar memilih untuk menggunakan mobil pribadi.
Alasannya, praktis, murah, dan bisa bepergian bersama semua anggota keluarga. Kendaraan pemudik biasanya terlihat dari barang di bagian atap. Namun, perlu diperhatikan bahwa ada risiko yang sangat besar dengan cara membawa barang tersebut.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, barang yang terlalu berlebihan dikhawatirkan mudah terbang, terutama jika pemudik melintas di jalan tol.
"Barang bawaan yang dibawa secukupnya saja, taruh di bagasi. Di atap itu terlalu berisiko, ketinggian bisa nyangkut di gerbang tol. Jika talinya lepas, bayangkan jika muatan itu terbang saat mobil di tol, apa yang terjadi? Mencelakakan dan yang rugi banyak pihak," kata Jusri.
Pemudik biasanya membawa barang-barang yang tidak begitu perlu selama perjalanan mudik. Contohnya, pakaian yang terlalu banyak dan parsel untuk dibagikan keluarga di kampung halaman.
Jusri menyarankan, barang yang dibawa saat mudik sebaiknya sedikit saja. Bila membawa muatan berlebihan justru merugikan karena penumpang jadi tidak nyaman di dalam mobil.
Beda lagi jika barang bawaan tersebut ditempatkan di dalam roof box. Desainnya memang dibuat untuk keselamatan.
"Roof box saja ada aturan pemasangannya. Beban muatan juga diatur, biar enggak overload. Kalau terpaksa bawa barang banyak, ya jawabannya roof box," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/18/071200015/pemudik-jangan-bawa-barang-berlebih-di-atap-mobil