Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Andalkan Aplikasi Peta, Kijang Innova Nyasar Hingga Teperosok

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian pengemudi mobil nyasar akibat terlalu fokus membaca peta digital masih sering terjadi.

Mengandalkan aplikasi peta seperti Google Maps ini tanpa mengetahui medan jalan cukup berbahaya bagi pengemudi.

Seperti kasus yang menimpa pengendara mobil Toyota Kijang Innova di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Diketahui pengemudi mobil Kijang Innova bernama Ilyas dua temannya hendak pulang ke Tebet, Jakarta Selatan. Karena ingin cepat sampai dengan mencari jalan alternatif, Ilyas akhirnya memilih menggunakan Google Maps.

Namun, Ilyas justru diarahkan melewati jalan yang tidak jelas dan akhirnya tersesat. Alhasil, mobil MPV miliknya itu terperosok usai mengikuti arahan Google Maps.

“Pengemudi mobil ini mengikuti Google Maps melewati jalur tanah dan sempit, ban mobil sebelah kanan terperosok. Jadi di sana jalan sempit, di kanan jalan itu tepi kali, kirinya alang-alang. Jadi bagian kiri mobil terperosok keluar dari jalur dan menggantung,” ucap Komandan Regu 3 Rescue Damkar Kabupaten Bogor, Syahbudin dikutip dari Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Saat menggunakan peta digital, pengemudi sebaiknya tidak sepenuhnya mengandalkan panduan aplikasi tersebut. Pengemudi juga perlu tetap waspada dan memperhatikan medan jalan yang akan dilaluinya.

Apabila medan jalan terlihat tidak memungkinkan untuk dilalui, baiknya pengemudi mencari rute alternatif atau bertanya kepada orang setempat untuk memastikan bahwa jalan yang dilalui aman atau bisa digunakan.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, membaca peta digital sambil berkendara bisa membuat konsentrasi pengemudi terpecah.

“Kalau dia perhatikan secara terus menerus, dia bisa ke-distract. Tidak aman,” ucap Jusri.

Agar konsentrasi tidak terpecah dan pengemudi bisa tetap fokus berkendara, Jusri menyarankan pengemudi untuk memanfaatkan fitur audio yang ada pada aplikasi Google Maps.

Fitur audio ini membantu pengemudi untuk tetap melihat ke arah jalan, sembari Google Maps memandu dengan menggunakan suara. Sehingga pengemudi tidak perlu terus menerus melihat ke arah ponsel untuk melihat rute jalan.

“Maps dihidupkan, audionya dihidupkan. Didengarkan saja. Kalau ingin sekadar lihat karena ragu ya berhenti,” kata Jusri.

Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menambahkan, aplikasi penunjuk jalan seperti Google Maps atau peta lainnya, sebaiknya digunakan pengemudi sebagai referensi saja.

“Aplikasi penunjuk arah sebaiknya digunakan sebagai referensi agar lebih mudah, dekat, aman dan arahnya jelas. Tidak disarankan mengandalkan 100 persen, karena nomor satu pengemudi harus paham dengan detail lokasinya,” kata Sony.

Berikutnya, pengemudi sebaiknya tidak memaksakan diri. Artinya, jika memang jalan tersebut tidak layak untuk dilalui sebaiknya tidak diteruskan.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/11/032200015/andalkan-aplikasi-peta-kijang-innova-nyasar-hingga-teperosok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke